Seruit Lampung Tercatat Di MURI

id Seruit Lampung

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) -  Makanan khas Lampung, yakni seruit, tercatat di Museum Rekor-Dunia Indonesia  (MURI).

"Seruit adalah makanan khas Lampung, berupa masakan ikan goreng atau dibakar dicampur sambal terasi, tempoyak (olahan durian/mangga), serta lalapan seperti terong, kacang panjang serta jengkol," kata Walikota Bandarlampung Herman HN, usai menyaksikan makan seruit bersama di Bandarlampung, Selasa.

Sebanyak 10.850 peserta mengikuti acara makan bersama untuk memecahkan rekor MURI, dengan kategori superlatif dengan makanan tradisional berupa seruit.

Herman mengatakan, acara itu selain untuk mengenalkan masakan khas Lampung, juga bertujuan memecahkan rekor MURI.

Menurutnya, pendanaan makan seruit massal itu berasal dari swadaya masyarakat, tidak menggunakan dana APBD.
       
Jenis ikan yang disajikan dalam makanan itu cukup beragam terdiri atas ikan belida, baung, lais dan lain-lain, sedang minuman yang disuguhkan berupa serbat yang terbuat dari jus buah mangga dan kiwi.
        
Walikota alam kesempatan tersebut mengatakan, dengan pemecahan rekor MURI itu maka Kota Bandarlampung bisa dikenal oleh masyarakat luas, baik di Indonesia maupun manca negara.
        
Herman mengharapkan, pemecahan rekor MURI itu mampu meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Bandarlampung sehingga pariwisata di daerah itu dapat tumbuh dan berkembang.
        
Ia menambahkan, seruit merupakan makanan khas Lampung yang peru dilestarikan dengan tercatat di rekor MURI, seruit bisa mendunia.
        
Sementara itu, Direktur Eksekutif MURI Awan Rahargo mengatakan, acara seperti itu baru pertama kali diadakan, terutama dengan jumlah peserta terbanyak.
        
Ia mengungkapkan, Kota Bandarlampung masuk kategori superlatif dengan makanan khas dan  tercatar di MURI nomor urut 4.937.
        
Awan lebih lanjut menjelaskan, pemecahan rekor makan bersama itu sering digelar, dan Kota Bandarlampung tercatat dengan jumlah peserta terbanyak.
        
"Makanan Lampung sangat khas sekali membuat penikmatnya berkeringat. Pepatah Lampung mengatakan belum pernah ke Lampung, jika belum mencoba seruit," kata dia.

(ANTARA/Roy Baskara)