Indramayu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memproyeksikan produksi gabah kering giling (GKG) di wilayahnya dapat mencapai 11 juta ton pada 2024, dengan dilaksanakannya program perluasan areal tanam melalui pompanisasi.
“Produksi gabah dari 27 kabupaten/kota di Jabar yang semula 9 juta ton GKG bisa ditingkatkan menjadi 11 juta ton GKG,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman di Indramayu, Jabar, Rabu.
Dengan pompanisasi, kata dia, para petani di Jabar bisa mengoptimalkan pengairan sawah saat musim kemarau menggunakan sistem pipa yang terhubung langsung dari saluran irigasi ke sungai maupun sumber air tanah.
Herman menyebutkan bahwa program pompanisasi ini memang dirancang untuk menjaga lahan sawah milik petani tetap produktif, dengan suplai air yang tercukupi di musim kemarau.
Menurutnya, saat ini pompanisasi sudah berjalan cukup efektif di Jabar dengan penggunaan 1.900 unit mesin pompa air untuk pengairan lahan sawah.
“Ada kurang lebih 7.000 (pompa air) yang sudah disalurkan oleh Kementerian Pertanian. Sekitar 1.900 unit sudah digunakan, dan sisanya sedang diakselerasi untuk digunakan secepatnya," ujarnya.
Herman mengaku telah melakukan peninjauan secara langsung di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, untuk memantau penerapan program pompanisasi.
Berdasarkan tinjauan itu, ia menuturkan sekitar 25 hektare sawah dari luas total 70 hektare, bisa mendapatkan pengairan yang merata sehingga diharapkan dapat membantu dalam mempercepat masa tanam padi.
Ia menambahkan dalam waktu dekat, pihaknya pun bakal mendistribusikan beberapa mesin pompa untuk memaksimalkan pengairan di lahan sawah tersebut.
“Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan indeks pertanaman dan memperluas areal tanam di Jabar sebagai lumbung padi nasional,” ucap dia.
Dengan pompanisasi, kata dia, para petani di Jabar bisa mengoptimalkan pengairan sawah saat musim kemarau menggunakan sistem pipa yang terhubung langsung dari saluran irigasi ke sungai maupun sumber air tanah.
Herman menyebutkan bahwa program pompanisasi ini memang dirancang untuk menjaga lahan sawah milik petani tetap produktif, dengan suplai air yang tercukupi di musim kemarau.
Menurutnya, saat ini pompanisasi sudah berjalan cukup efektif di Jabar dengan penggunaan 1.900 unit mesin pompa air untuk pengairan lahan sawah.
“Ada kurang lebih 7.000 (pompa air) yang sudah disalurkan oleh Kementerian Pertanian. Sekitar 1.900 unit sudah digunakan, dan sisanya sedang diakselerasi untuk digunakan secepatnya," ujarnya.
Herman mengaku telah melakukan peninjauan secara langsung di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, untuk memantau penerapan program pompanisasi.
Berdasarkan tinjauan itu, ia menuturkan sekitar 25 hektare sawah dari luas total 70 hektare, bisa mendapatkan pengairan yang merata sehingga diharapkan dapat membantu dalam mempercepat masa tanam padi.
Ia menambahkan dalam waktu dekat, pihaknya pun bakal mendistribusikan beberapa mesin pompa untuk memaksimalkan pengairan di lahan sawah tersebut.
“Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan indeks pertanaman dan memperluas areal tanam di Jabar sebagai lumbung padi nasional,” ucap dia.