Jakarta (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka, "menyentil" rivalnya, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, masih menggunakan botol minum berbahan plastik, saat keduanya berdebat membahas soal lingkungan hidup dan keadilan ekologis.
"Gus Muhaimini ini lucu ya, menanyakan masalah lingkungan hidup, tetapi itu kok pakai botol-botol plastik itu. Padahal saya, Pak Ganjar, Prof. Mahfud pakai botol (berbahan) kaca. Itu bagaimana komitmennya, botol plastik semua itu," kata Gibran saat debat keempat Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta, Minggu.
Walaupun demikian, Gibran tak melanjutkan itu dan lanjut menjawab pertanyaan Muhaimin kepada dirinya mengenai strategi pembangunan yang mempertimbangkan keadilan ekologis.
"Tetapi nggak apa-apa, kita kembali lagi ke topik ya. Intinya, di sini kita sudah berkomitmen untuk yang namanya pembangunan tidak boleh lagi Jawa-sentris, harus mulai Indonesia-sentris. Kemarin, Gus Muhaimin menolak IKN (Ibu Kota Nusantara), tidak apa-apa, akan kita lanjutkan dan akan kita perkuat IKN itu," kata Gibran ke Muhaimin.
Dia melanjutkan pasangan Prabowo-Gibran pada prinsipnya menggunakan prinsip keseimbangan dalam pembangunan.
"Sekali lagi yang namanya pembangunan yang masif harus mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan keberlanjutannya. Kita pastikan mencari titik tengah, sekali lagi titik tengah, titik keseimbangan, membangun hilirisasi industri, tetapi harus memerhatikan lingkungan hidup, menggenjot produktivitas para petani, sektor maritim, tetapi juga menjaga keseimbangan alam. Pastikan sekali lagi AMDAL, analisa lingkungan, sustainability report bisa tersajikan dengan baik," ujar Gibran menjawab pertanyaan Muhaimin Iskandar.
"Gus Muhaimini ini lucu ya, menanyakan masalah lingkungan hidup, tetapi itu kok pakai botol-botol plastik itu. Padahal saya, Pak Ganjar, Prof. Mahfud pakai botol (berbahan) kaca. Itu bagaimana komitmennya, botol plastik semua itu," kata Gibran saat debat keempat Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta, Minggu.
Walaupun demikian, Gibran tak melanjutkan itu dan lanjut menjawab pertanyaan Muhaimin kepada dirinya mengenai strategi pembangunan yang mempertimbangkan keadilan ekologis.
"Tetapi nggak apa-apa, kita kembali lagi ke topik ya. Intinya, di sini kita sudah berkomitmen untuk yang namanya pembangunan tidak boleh lagi Jawa-sentris, harus mulai Indonesia-sentris. Kemarin, Gus Muhaimin menolak IKN (Ibu Kota Nusantara), tidak apa-apa, akan kita lanjutkan dan akan kita perkuat IKN itu," kata Gibran ke Muhaimin.
Dia melanjutkan pasangan Prabowo-Gibran pada prinsipnya menggunakan prinsip keseimbangan dalam pembangunan.
"Sekali lagi yang namanya pembangunan yang masif harus mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan keberlanjutannya. Kita pastikan mencari titik tengah, sekali lagi titik tengah, titik keseimbangan, membangun hilirisasi industri, tetapi harus memerhatikan lingkungan hidup, menggenjot produktivitas para petani, sektor maritim, tetapi juga menjaga keseimbangan alam. Pastikan sekali lagi AMDAL, analisa lingkungan, sustainability report bisa tersajikan dengan baik," ujar Gibran menjawab pertanyaan Muhaimin Iskandar.