Muaradua (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan meminta masyarakat agar waspada terhadap bencana tanah berongga yang berpotensi menimbulkan longsor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan Heri Pramono di Muaradua, Minggu menjelaskan bahwa tanah berongga merujuk pada jenis tanah yang memiliki rongga atau lubang di dalamnya.
Rongga tersebut bisa terbentuk secara alami melalui proses geologi atau dapat juga disebabkan oleh faktor alam dan manusia seperti aktivitas bekas pertambangan.
"Tanah berongga dapat memiliki dampak pada stabilitas tanah dan lingkungan sekitarnya, termasuk bencana longsor," jelasnya.
Salah satunya dampak dari tanah berongga adalah penurunan stabilitas dalam tanah yang dapat meningkatkan risiko tanah longsor atau runtuhan tanah.
"Beberapa hari lalu bencana tanah berongga terjadi di Desa Sukajaya, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten OKU Selatan," katanya.
Bencana tanah berongga selebar mencapai 2,3 meter dengan kedalaman 1,2 meter itu disebabkan oleh identitas curah hujan tinggi yang terjadi pada Jumat (12/1) pukul 17.30 WIB.
"Kami sudah melakukan survei ke lokasi bencana. Sejauh ini tidak terjadi dampak korban jiwa ataupun kerugian materi akibat bencana tersebut," tegasnya.
Meskipun demikian, masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi kemungkinan bencana longsor yang dipicu oleh tanah berongga tersebut agar tidak menimbulkan korban jiwa.
"Sebagai upaya pencegahan kami sudah memasang garis polisi dan rambu-rambu peringatan agar masyarakat tidak mendekati lokasi tersebut," ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan Heri Pramono di Muaradua, Minggu menjelaskan bahwa tanah berongga merujuk pada jenis tanah yang memiliki rongga atau lubang di dalamnya.
Rongga tersebut bisa terbentuk secara alami melalui proses geologi atau dapat juga disebabkan oleh faktor alam dan manusia seperti aktivitas bekas pertambangan.
"Tanah berongga dapat memiliki dampak pada stabilitas tanah dan lingkungan sekitarnya, termasuk bencana longsor," jelasnya.
Salah satunya dampak dari tanah berongga adalah penurunan stabilitas dalam tanah yang dapat meningkatkan risiko tanah longsor atau runtuhan tanah.
"Beberapa hari lalu bencana tanah berongga terjadi di Desa Sukajaya, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten OKU Selatan," katanya.
Bencana tanah berongga selebar mencapai 2,3 meter dengan kedalaman 1,2 meter itu disebabkan oleh identitas curah hujan tinggi yang terjadi pada Jumat (12/1) pukul 17.30 WIB.
"Kami sudah melakukan survei ke lokasi bencana. Sejauh ini tidak terjadi dampak korban jiwa ataupun kerugian materi akibat bencana tersebut," tegasnya.
Meskipun demikian, masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi kemungkinan bencana longsor yang dipicu oleh tanah berongga tersebut agar tidak menimbulkan korban jiwa.
"Sebagai upaya pencegahan kami sudah memasang garis polisi dan rambu-rambu peringatan agar masyarakat tidak mendekati lokasi tersebut," ujarnya.