Sidikalang (ANTARA) - Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, melakukan pengembangan budidaya Ihan Batak di Tao Silalahi, yang tahap awal ditandai dengane Pletakan batu pertama pembangunan kolam konservasi di Desa Paropo II, Kecamatan Silahisabungan.

Kegiatan tersebut merupakan inisiasi dari Yayasan AUR Dairi Menenggoi, yang diketuai Dimitry Berutu yang prihatin atas keberadaan populasi Ihan Batak, sebagai ikan purba endemik Danau Toba.

Terkait hal tersebut, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu di Sidikalang, Sabtu, menjelaskan, ikan air tawar yang punya nilai budaya tinggi dari zaman dahulu yang biasa dimanfaatkan orang Batak dalam kegiatan budayanya itu, kini populasinya sudah semakin sedikit.

"Ada dua  bagian lagi yang membuat program ini sukses. Pertama Yayasan AUR Dairi Menenggoi yang menggagas dan menggulirkannya hingga banyak masyarakat komunitas internasional yang peduli akan konservasi ini. Pemerintah concern, bersama mitra dan sepakat melestarikan dan mengembalikan populasi ihan ini. Ini akan lebih sukses karena masyarakat pun ingin terlibat, " katanya.

Adapun jumlah awal dalam melestarikan Ihan tersebut, Eddy Berutu menyebutkan pihaknya masih meletakkan ikan itu dalam bentuk embrio untuk ditempatkan di sebuah kolam.

"Masih dalam tahap awal embrio, jumlahnya puluhan dan nanti kemudian akan menjadi ratusan. Nanti, kita akan kembangkan ihan-ihan ini dalam tiga kolam yang pembangunannya kita awali hari ini sebagai kolam budidayanya," ujarnya.

Eddy Berutu mengungkapkan, dengan populasinya yang sudah sedikit, tidak salah jika harga ikan ini di pasaran sangatlah tinggi, sehingga Ihan tersebut bisa dijadikan sebagai ladang bisnis baru bagi masyarakat.

"Harga ini jauh di atas harga - harga ikan budidaya di Danau Toba. Rata - rata sekarang harganya Rp150 ribu per ekor. Jadi selain mengkonservasi Ihan, juga akan menunjang perekonomian masyarakat, sebagai bisnis baru nantinya," katanya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dairi kembangkan budidaya Ihan Batak di Tao Silalahi

Pewarta : Juraidi
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024