Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing bersih keluar atau net outflows pada April hingga 20 Mei 2022 sebesar 1,2 miliar dolar AS.

"Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik tertahan seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022 di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian dia menyebutkan aliran modal asing keluar tersebut mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya.

Adapun mata uang Garuda pada 23 Mei 2022 terdepresiasi 1,2 persen dibandingkan dengan akhir April 2022.

Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah sampai dengan 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87 persen dibandingkan dengan level akhir 2021.



Namun Perry Warjiyo menilai kondisi tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 4,11 persen, Malaysia 5,1 persen, dan Korea Selatan 5,97 persen.

Di sisi lain, depresiasi kurs Garuda terjadi di tengah terjaganya pasokan valuta asing (valas) domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Ke depan, ia memperkirakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, terutama oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan dan suplai valas dari korporasi yang terus berlanjut.

"Bank sentral akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi," tegas Perry Warjiyo.
 

Pewarta : Agatha Olivia Victoria
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024