Metro (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia,  KH  Ma’ruf Amin mengatakan bahwa wakaf mikro akan difokuskan pada pondok pesantren (ponpes) yang dinilai tepat sebagai penggerak ekonomi syariah.

Hal ini dikatakan Wapres saat meresmikan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Muhammadiyah Sabilil Muttaqien dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Metro, Kamis. 

"Hari ini saya hadir untuk meresmikan Bank Wakaf Mikro di Provinsi Lampung dalam wujud upaya pemerintah dalam menyalurkan bantuan keuangan untuk peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin yang saat ini masih cukup besar di negara kita ini," kata Ma'ruf Amin.

Menurut Ma'ruf, ini merupakan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya mengembangkan ekonomi syariah halal terbesar di dunia.

"Hal ini merupakan bagian dari ekosistem ekonomi syariah yang menjadi komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekonomi syariah melalui Perpres tahun 2020 yang tujuannya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri ekonomi syariah dan industri halal terbesar di dunia pada tahun 2024 ini," jelasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah pusat telah menyatukan tiga bank di Indonesia menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Penyatuan tiga bank ini sebagai upaya peningkatan ekonomi.

"Untuk industri keuangan syariah di era digital kita telah melakukan merger 3 bank syariah yaitu Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia untuk memfokuskan peningkatan ekonomi syariah. Karena di Indonesia umat Muslim sangat besar dan banyak yang perlu memperoleh bantuan. Maka kita jadikan 1 dalam wadah BSI agar regulasinya lebih mudah dan jangka panjangnya bisa mencakup skala Internasional sebagai Bank Syariah terbesar di dunia dari Indonesia," paparnya.

Wapres menjelaskan, Bank wakaf mikro adalah upaya yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan didukung oleh pemerintah dalam memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang lemah. 

"Sepuluh persen lebih penduduk indonesia diupayakan selain memberikan perlindungan sosial juga memberikan akses keuangan. Dengan potensi zakat sebesar Rp.370 Triliun, yang dapat menjadi dana umat yang besar. Untuk memberdayakan masyarakat, perlu dilakukan pusat-pusat inkubasi dengan menumbuhkan usaha-usaha kecil dan memberdayakan usaha yang ada," terangnya.

Pemerintah pusat juga telah mempersiapkan seluruh instrumen yang dibutuhkan dalam mewujudkan upaya tersebut. Mulai dari pasar modal hingga asuransinya.

"Semua instrumen telah disiapkan, antara lain bank, asuransi, pasar modal dan lainnya. Tidak berarti jika tidak ada pengusahanya. Oleh karena itu pengusaha kita kembangkan di daerah," ujar Wapres.

Pihaknya juga akan berfokus pada pondok pesantren sebagai bank wakaf mikro yang mampu menjadi contoh dalam penggerak ekonomi syariah.

"Bank wakaf mikro ini pertama di fokuskan kepada Pondok Pesantren, karena di Ponpes tempatnya orang-orang yang memahami agama secara mendalam sehingga mereka tepat menjadi percontohan dalam penggerak ekonomi syariah," ucapnya.

Diakhir sambutannya, Ma'ruf Amin menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 18 ribu Ponpes di Indonesia yang berpotensi menjadi penggerak ekonomi.

"Jumlah Ponpes di Indonesia ada 18.000 lebih kalau ini dijadikan penggerak ekonomi syariah dengan target one ponpes one produk maka hasilnya tentunya sangat potensial sebagai salah satu penyokong perkembangan perekonomian ekonomi masyarakat. Dengan ini Bank Wakaf Mikro Syariah saya nyatakan diresmikan," pungkasnya.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan rasa terimakasihnya atas peran pemerintah pusat. Ia juga mengapresiasi kehadiran Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin.

"Terimakasih kepada Wapres yang telah hadir untuk meresmikan bank Wakaf Lampung serta pihak yang terlibat seperti OJK dan BSI. Bank Wakaf Lampung ini dapat menjadi pelopor ekonomi kerakyatan yang dalam kegiatannya menggerakkan santri-santri, yang bekerja sama dengan perbankan untuk menyalurkan kredit mikro dan program ini sangat layak untuk dikembangkan sebagai penggerak ekonomi agar bisa dicontoh," tandasnya.

Pewarta : Hendra Kurniawan
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024