Indramayu (ANTARA) - PT Pertamina menjamin untuk ketersediaan pasokan gas elpiji 3 kilogram subsidi bagi para nelayan yang mendapatkan bantuan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) dari Kementerian ESDM.
"Pertamina memastikan pasokan dan penyalurannya sesuai dengan pendataan nelayan yang memperoleh konversi," kata Unit Manager Communication Relation and CSR Pertamina MOR III Eko Kristiawan melalui pesan tertulis yang diterima di Indramayu, Rabu.
Eko mengatakan program konversi BBM ke BBG bagi para nelayan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon memang sudah berjalan sejak tahun 2018.
Dan selama itu pula, Pertamina selalu memasok kebutuhan gas bagi nelayan yang memang telah tercatat dalam program konversi dari Kementerian ESDM.
Untuk itu, jika semua sesuai prosedur maka para nelayan yang mendapatkan bantuan konversi BBM ke BBG, akan terus mendapatkan suplai gas sesuai yang telah ditentukan.
"Elpiji 3 kilogram untuk nelayan digunakan sebagai bahan bakar kapal, bukan rumah tangga," ujarnya.
Eko menambahkan kuota atau alokasi gas elpiji untuk nelayan dengan rumah tangga itu dibedakan. Di mana kuota elpiji subsidi untuk nelayan, diatur oleh Pemerintah, berdasarkan jumlah mesin konversi.
"Selama tidak ada konversi tambahan, maka tidak ada kuota elpiji subsidi nelayan tambahan," katanya.
Pemerintah membuat kuota elpiji khusus nelayan pada program konversi ini, kata Eko, untuk mempermudah nelayan dalam pekerjaannya dan diharapkan kuota tersebut dapat digunakan sesuai alokasinya, bukan untuk kebutuhan rumah tangga.
Sementara itu elpiji subsidi 3 kilogram untuk umum, berdasarkan peraturan dialokasikan bagi masyarakat prasejahtera dan pelaku usaha mikro, di mana pada aturan tercantum kriteria pra sejahtera dan usaha mikro.
"Namun sering kali elpiji subsidi ini disalahgunakan oleh masyarakat yang tidak sesuai kriteria, atau bahkan dipakai pada industri-industri, pertanian, peternakan, laundry dan lainnya, sehingga menyebabkan alokasi elpiji subsidi 3 kilogram tidak tepat sasaran," kata Eko.
"Pertamina memastikan pasokan dan penyalurannya sesuai dengan pendataan nelayan yang memperoleh konversi," kata Unit Manager Communication Relation and CSR Pertamina MOR III Eko Kristiawan melalui pesan tertulis yang diterima di Indramayu, Rabu.
Eko mengatakan program konversi BBM ke BBG bagi para nelayan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon memang sudah berjalan sejak tahun 2018.
Dan selama itu pula, Pertamina selalu memasok kebutuhan gas bagi nelayan yang memang telah tercatat dalam program konversi dari Kementerian ESDM.
Untuk itu, jika semua sesuai prosedur maka para nelayan yang mendapatkan bantuan konversi BBM ke BBG, akan terus mendapatkan suplai gas sesuai yang telah ditentukan.
"Elpiji 3 kilogram untuk nelayan digunakan sebagai bahan bakar kapal, bukan rumah tangga," ujarnya.
Eko menambahkan kuota atau alokasi gas elpiji untuk nelayan dengan rumah tangga itu dibedakan. Di mana kuota elpiji subsidi untuk nelayan, diatur oleh Pemerintah, berdasarkan jumlah mesin konversi.
"Selama tidak ada konversi tambahan, maka tidak ada kuota elpiji subsidi nelayan tambahan," katanya.
Pemerintah membuat kuota elpiji khusus nelayan pada program konversi ini, kata Eko, untuk mempermudah nelayan dalam pekerjaannya dan diharapkan kuota tersebut dapat digunakan sesuai alokasinya, bukan untuk kebutuhan rumah tangga.
Sementara itu elpiji subsidi 3 kilogram untuk umum, berdasarkan peraturan dialokasikan bagi masyarakat prasejahtera dan pelaku usaha mikro, di mana pada aturan tercantum kriteria pra sejahtera dan usaha mikro.
"Namun sering kali elpiji subsidi ini disalahgunakan oleh masyarakat yang tidak sesuai kriteria, atau bahkan dipakai pada industri-industri, pertanian, peternakan, laundry dan lainnya, sehingga menyebabkan alokasi elpiji subsidi 3 kilogram tidak tepat sasaran," kata Eko.