Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pendidikan vokasi merupakan solusi masalah pendidikan dan kesejahteraan di Tanah Air.
"Pendidikan vokasi merupakan solusi pendidikan di Tanah Air. Dengan pendidikan vokasi pula dapat mengatasi masalah kesejahteraan yang ada," ujar Nasir usai penyerahan SK Politeknik Jakarta Internasional di Jakarta, Jumat.
Saat ini, tambah dia perusahaan tidak lagi menanyakan ijazah pelamar, namun yang ditanyakan apa kompetensi yang dimiliki. Maka yang diperlukan saat ini adalah sertifikat kompetensi.
Sejumlah perusahaan besar seperti Google saat ini tidak lagi mensyaratkan ijazah melainkan kompetensi. Dengan pendidikan vokasi pula, akan tercipta sumber daya manusia yang unggul pula.
Pendidikan vokasi juga menjadi solusi dalam mengatasi pengangguran bagi generasi muda. Ia memberi contoh lulusan Politeknik ATMI di Solo, sudah diminta oleh perusahaan bahkan sebelum lulus kuliah.
Nasir mengungkapkan saat ini pola pikir orang tua dalam menyekolahkan anaknya mulai berubah, dan tidak lagi berorientasi pada gelar melainkan keahlian.
"Beberapa tahun lalu, masih banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya agar mendapatkan gelar, tapi sekarang tidak. Mulai banyak yang melirik pendidikan vokasi," katanya.
Mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro itu juga menambahkan, sekarang politeknik juga menyelenggarakan pendidikan tidak lagi sebatas pada diploma tiga tapi hingga ke jenjang magister.
Sejumlah politeknik, ujar dia sudah menyelenggarakan program magister seperti di Politeknik Negeri Jakarta ataupun Politeknik Negeri Bandung. Ia juga mendorong politeknik yang didirikan perusahaan untuk terus meningkatkan kapasitasnya.
"Kami mendorong Politeknik Jakarta Internasional ini terus menambah program studi dan jenjang pendidikannya," lanjut Nasir.
"Pendidikan vokasi merupakan solusi pendidikan di Tanah Air. Dengan pendidikan vokasi pula dapat mengatasi masalah kesejahteraan yang ada," ujar Nasir usai penyerahan SK Politeknik Jakarta Internasional di Jakarta, Jumat.
Saat ini, tambah dia perusahaan tidak lagi menanyakan ijazah pelamar, namun yang ditanyakan apa kompetensi yang dimiliki. Maka yang diperlukan saat ini adalah sertifikat kompetensi.
Sejumlah perusahaan besar seperti Google saat ini tidak lagi mensyaratkan ijazah melainkan kompetensi. Dengan pendidikan vokasi pula, akan tercipta sumber daya manusia yang unggul pula.
Pendidikan vokasi juga menjadi solusi dalam mengatasi pengangguran bagi generasi muda. Ia memberi contoh lulusan Politeknik ATMI di Solo, sudah diminta oleh perusahaan bahkan sebelum lulus kuliah.
Nasir mengungkapkan saat ini pola pikir orang tua dalam menyekolahkan anaknya mulai berubah, dan tidak lagi berorientasi pada gelar melainkan keahlian.
"Beberapa tahun lalu, masih banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya agar mendapatkan gelar, tapi sekarang tidak. Mulai banyak yang melirik pendidikan vokasi," katanya.
Mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro itu juga menambahkan, sekarang politeknik juga menyelenggarakan pendidikan tidak lagi sebatas pada diploma tiga tapi hingga ke jenjang magister.
Sejumlah politeknik, ujar dia sudah menyelenggarakan program magister seperti di Politeknik Negeri Jakarta ataupun Politeknik Negeri Bandung. Ia juga mendorong politeknik yang didirikan perusahaan untuk terus meningkatkan kapasitasnya.
"Kami mendorong Politeknik Jakarta Internasional ini terus menambah program studi dan jenjang pendidikannya," lanjut Nasir.