Bandarlampung (Antara Lampung) - Dokter RS Imanuel Way Halim, dr Jenny Maria SpKJ, mengatakan bahwa  gangguan berbicara dan berbahasa yang dialami anak harus dikenali sejak dini agar bisa diintervensi ( diambil rencana tindakan) dalam mengatasinya.
 
Bila gangguan itu tidak ditangani maka akan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi sosial dan proses belajarnya, katanya dalam seminar yang digelar RS Imanuel di Bandarlampung, Sabtu lalu.

Dalam seminar itu, ia menyampaikan materi tentang "Gangguan Bicara Pada Anak" dari sudut padang psikiatri.

Menurut dia, perkembangan bicara dan bahasa pada anak adalah proses dinamis dan bervariasi, namun  satu dari 20 anak umumnya mengalami gangguan berbahasa.

"Anak yang kesulitan dalam menggunakan dan mengerti bahasa akan bermasalah dalam berinteraksi sosial dan berfungsi mandiri saat dewasa," katanya. (baca : Jika alami gangguan berbicara, orang tua harus rajin ajak anak berkomunikasi)

Anak usia 18 bulan sudah punya tingkat kejelasan berbicara 25 persen, anak 24 bulan (50-75 persen), dan anak usia 36 bulan sudah berbicara dengan tingkat kejelasan 75-100 persen.

Ia juga menyebutkan sejumlah kemungkinan penyebab gangguan berbicara, seperti gangguan pendengaran, gangguan perkembangan sarafi (autis, gangguan hiperkinetik), gangguan perkembangan motorik (artikulasi), cedera otak, radang saraf, retardasi mental, gangguan fisik (bibir sumbing dan langit-langit terbelah), dan faktor lingkungan.

Ia juga memberikan saran untuk menstimulasi anak berbicara, seperti menggunakan satu bahasa di rumah, memperdengarkan lagu anak-anak, mendongeng, mematikan televisi bila tidak ditonton, dan mengajak anak bersosialiasi atau menstimulasi anak dengan lingkungan. 

ANTARA

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024