Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 21 pondok pesantren mitra binaan Bank Indonesia (BI) di Provinsi Lampung telah menerapkan Program Integrated Farming with Technology Information and Society (INFRATANI) untuk memperkuat ekosistem ekonomi pesantren.
"Khusus di Lampung, setidaknya ada 21 pondok pesantren mitra binaan Bank Indonesia yang mengembangkan berbagai komoditas melalui INFRATANI seperti melon, cabai, dan ada juga yang mengembangkan unit usaha minuman dalam kemasan," ujar Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI) Imam Hartono di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan, hasil panen komoditas di pondok pesantren melalui program pertanian terintegrasi itu, ada yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam pondok pesantren dan bila kapasitas berlebih akan dijual ke masyarakat.
"INFRATANI merupakan program inisiatif pengembangan ekosistem rantai nilai halal di sektor pertanian. Dan dalam pengembangannya mengedepankan teknologi tepat guna serta berbasis komunitas seperti pesantren, masyarakat desa dan sebagainya," katanya.
Dia melanjutkan bahwa penerapan INFRATANI secara umum dikelompokkan dalam dua jenis komoditas yaitu komoditas yang terkait dengan tugas Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi seperti cabai, bawang. Kemudian juga mengembangkan komoditas unggulan dari daerah, misalnya di Lampung ada kopi, kakao, atau melon.
"Dalam penerapannya tidak bisa dilakukan sendiri, sebab ini membentuk ekosistem yang saling menguatkan. Jadi kalau di Lampung pesantren dengan pesantren lain yang masih dalam satu klaster menanam satu komoditas yang serupa bisa saling membantu pemenuhan permintaan pembeli saat di satu pesantren kekurangan produksi," ucap dia.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan sistem virtual market untuk memperluas pasar hasil panen di pesantren.
Untuk menjaga agar pengembangan sektor pertanian di pesantren dapat terus berkelanjutan produksinya untuk memenuhi permintaan pasar.
"Sebagai informasi bahwa Bank Indonesia mempunyai sekitar 805 mitra pesantren binaan di 46 kantor perwakilan. Kemudian telah diinisiasi juga Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) dengan anggota sudah ribuan untuk mendukung kemandirian ekonomi melalui ekosistem di pesantren," tambahnya.
Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera 2025 yang dilaksanakan pada 21-25 Juni di Provinsi Lampung untuk mendukung makin kuatnya ekosistem keuangan dan ekonomi syariah di Sumatera khususnya di Lampung.
Baca juga: BI sebut keuangan syariah lebih resilien terhadap gejolak ekonomi
Baca juga: BI sebut nilai universalitas eksyar lampaui batas agama hingga negara
Baca juga: BI siap kembangkan pariwisata ramah muslim di Pesawaran dan Lampung Selatan
