Dwi dan Yuliani rasakan manfaat menjadi mitra tebar hewan kurban Dompet Dhuafa

id Dompet Dhuafa Lampung, Pringsewu, Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa

Dwi dan Yuliani rasakan manfaat menjadi mitra tebar hewan kurban Dompet Dhuafa

Mitra tebar hewan kurban Dompet Dhuafa. FOTO ANTARA/HO-DOMPET DHUAFA.

Pringsewu, Lampung (ANTARA) - Dwi Indarto dan Yuliani serta peternak lainnya begitu semangat dalam memenuhi kurban di seluruh pelosok Lampung. Peningkatan yang terjadi setiap tahunnya menjadi modal bagi peternak dalam memenuhi permintaan pasar.

Dwi penerima manfaat dan sekaligus mitra Tebar Hewan Kurban yang berada di Tulung Agung, Pringsewu, Lampung merasakan dampak berkolaborasi bersama Dompet Dhuafa.

Bermula hanya mempunyai 30 ekor domba atau kambing (doka), serta daya serap dan permintaan yang minim membuat Dwi Indarto resah. Bagaimana tidak, penjualan minim hingga Domba Kambing yang dijual tidak terlalu banyak diminati para pembeli.

“Alhamdulillah dengan adanya Dompet Dhuafa dapat membantu saya dalam penyerapan doka ke pasar. Serta penambahan doka hingga sebanyak lebih 200 ekor. Selain itu dengan adanya pendampingan saya menambah wawasan terkait dengan pangan hinggan manajemen kendang yang baik dan benar sehingga menghasilkan doka yang berkualitas”, ujar Dwi Indarto saat ditemui pada Kamis, 21/05/2025.

Saat ini Dwi juga membantu warga sekitar dengan membeli bibit bakalan doka serta di gemukan di dalam kandangnya. Selain itu Dwi juga membuat variasi pakan yang terdiri dari ampas singkong, ampas sawit hingga rumput yang berkualitas. Tidak jarang Dwi harus mendapatkan pakan tersebut dari luar Lampung.

Selain itu, Dwi saat ini mencoba meraup keuntungan dengan berbisnis melalui jaringan media sosial.

“Wah kalau gunakan media sosial begitu cepat mas penjualannya, biasanya mereka langsung pesan dengan chat dan permintaan dengan video kualitas doka yang dipesan. Setelah itu pemesanan dilakukan dengan transfer atau datang langsung ke kendang. Selain itu permintaan akan doka ada peningkatan sebanyak 15% (persen)/tahun”, ujar Dwi.

Penggunaan media sosial cukup ampuh dalam mengembangkan industri peternakan di era saat ini. Dwi juga memperhatikan bobot hingga kesehatan terutama pada mulut hingga kuku.

“Alhamdulillah hingga saat ini petugas dari pemerintahan selalu melakukan kontrol dan pengecekan terhadap kesehatan hewan”, ujar Dwi.

Di tempat yang berbeda, Yuliani, mantan buruh migran Indonesia di Taiwan, dengan tekat bulat berjuang dengan sisa modal yang ia dapat untuk membuka peternakan.

Bermula dari 40 ekor kambing, saat ini Yuliani mengembangkan hingga 140 ekor.

“Alhamdulillah saat ini daya serap permintaan cukup tinggi apalagi dengan berkolaboraksi Dompet Dhuafa, banyak kebermanfaatan yang saya capai hingga menuntaskan anak kuliah”, ujar Yuliani.

Yuliani yang tinggal di Gading Rejo, Pesawaran, Lampung mengajak para milenial untuk menekuni bidang peternakan, selain keuntungan yang diperoleh signifikan, manfaat lainnya adalah membangun lapangan kerja yang maksimal bagi masyarakat sekitar.

Kepala Cabang Dompet Dhuafa Lampung Nandrianto Suparno mengatakan, Dompet Dhuafa telah menetapkan standar bobot dan harga untuk setiap kategori hewan kurban.

Untuk hewan domba ekonomis bobot 18-22 kg, standar bobot 23-25 kg seharga Rp1.999.000, hingga platinum bobot 38-42 kg.

Untuk Sapi, tersedia bobot 250-300 kg dengan harga Rp13.999.000 per ekor atau Rp2.090.000 per 1/7 bagian.

"Sekitar 100-200 hewan yang disiapkan telah terjual, sementara sisanya disalurkan ke daerah-daerah pelosok 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang ada di Lampung, dan juga beberapa wilayah seperti Kabupaten Lampung Utara, Lampung Selatan, Lampung Timur, Tanggamus, dan Pesawaran.

TENTANG DOMPET DHUAFA

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sudah berjalan lebih tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.


(kerja sama)

Pewarta :
Editor : Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.