Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) menempati peringkat ke-16 nasional sebagai perguruan tinggi penerima dana penelitian terbanyak pada skema BIMA dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Tahun 2025.
"Melalui seleksi nasional yang kompetitif, Itera berhasil meloloskan 135 proposal penelitian dan 14 program pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang diajukan dosen dari berbagai fakultas," kata Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera, Dr. Muhamad Fatikul Arif, S.T., M.Sc. di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan jumlah ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana Itera meloloskan 68 proposal penelitian dan 11 kegiatan PkM.
"Dari total 135 penelitian yang didanai, sebagian besar berasal dari skema penelitian dosen pemula sebanyak 112 judul," kata dia.
Selain itu, terdapat 20 judul penelitian fundamental reguler, satu penelitian tesis magister, satu penelitian terapan dengan luaran prototipe, dan satu penelitian terapan dengan luaran model.
"Ragam skema ini menunjukkan peningkatan kapasitas dosen Itera dalam menjawab tantangan riset di berbagai level," kata dia.
Ia menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil komitmen kuat Itera dalam membangun budaya riset unggul dan berdampak. Saat ini Itera memiliki 702 dosen yang menjadi potensi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi nyata kepada masyarakat.
"Melalui LPPM, kampus terus mendorong peningkatan kepakaran dosen serta usaha aktif dalam mengakses pendanaan riset dari berbagai skema kompetitif nasional," kata dia.
Ia pun mengatakan, sebagai bentuk komitmen terhadap riset unggul, Itera terus aktif mendorong dosen untuk mencari pendanaan eksternal.
"Meskipun persaingan di tingkat nasional sangat ketat, Itera bersyukur dapat meraih 135 pendanaan penelitian dan 14 pendanaan PkM dari program kompetitif Kemendiktisaintek 2025,” ujar Fatikul.