Bandarlampung (ANTARA) - Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Lampung Selatan mulai mengkaji genangan air yang terjadi di pelabuhan penyeberangan tersebut beberapa waktu lalu.
"Kajian terhadap kejadian genangan air ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi peristiwa yang sudah terjadi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pencegahan banjir jangka panjang di kawasan pelabuhan," kata Dekan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK) Itera Roy Candra Ph.D, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Selasa.
Dia mengatakan dengan pemahaman menyeluruh terhadap kondisi geografis, tata ruang, serta sistem drainase yang ada, diharapkan ke depan dapat dirancang solusi berbasis data untuk meningkatkan ketahanan kawasan pelabuhan terhadap risiko banjir, khususnya saat curah hujan ekstrem.
"Kami tidak hanya mengerahkan tenaga ahli dalam mengkaji genangan air di objek vital nasional tersebut, tetapi juga memberikan dukungan peralatan dan personel untuk mempercepat proses analisis," kata dia.
Dia mengatakan dalam melakukan pengkajian di lokasi Tim Itera mengambil sejumlah data di antaranya citra udara kawasan pelabuhan yang merekam kontur lahan, jalur air, dan kawasan hidrologi, serta data pendukung lainnya.
"Nantinya, data tersebut akan diolah oleh tim dosen lintas prodi, seperti bidang hidrologi, kajian analisis spasial, kajian lanskap dan tim lain yang tergabung dalam grup Research in Flood," kata dia.
Sementara itu Manajer Teknik PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Hendri Irawan menyampaikan kajian yang dilakukan tim Itera diharapkan dapat mengetahui penyebab genangan air di Pelabuhan Bakauheni secara komprehensif dan bermanfaat bagi pihak ASDP dalam memitigasi kejadian serupa.
"Kolaborasi Itera melalui FTIK dan ASDP merupakan alternatif solusi berkelanjutan. Kerja sama mengatasi genangan air tersebut juga diharapkan dapat menjadi model kerja sama berbasis riset (researcher-based) yang dapat diterapkan oleh berbagai pihak guna mengatasi permasalahan lingkungan, salah satunya banjir," kata dia.
Sebagai informasi pada Minggu (4/5) telah terjadi genangan air sementara di area pelabuhan akibat hujan deras yang melanda wilayah Bakauheni.
Genangan air tersebut memiliki tinggi sekitar 10 cm dan terdapat di beberapa titik di area Pelabuhan Bakauheni namun tidak berdampak pada operasional layanan penyeberangan.