Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumpulkan Direktur Utama Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, InJourney Airports hingga AirNav demi mewujudkan keselamatan penerbangan dalam hingga luar negeri.
"Hari ini saya rapat bersama Garuda, Citilink, Pelita, Airport, dan AirNAV untuk tiga hal," kata Erick dalam jumpa per di Jakarta, Kamis.
Erick mengadakan rapat dengan berbagai pihak terkait keselamatan penerbangan Indonesia. Rapat tersebut melibatkan Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, InJourney Airports dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
Erick menyampaikan pentingnya memastikan keselamatan penerbangan, baik domestik maupun internasional. Kejadian kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di beberapa negara menjadi perhatian serius dalam pertemuan itu.
"Satu, kita tahu hampir 10 hari terakhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan pesawat terbang. Yang bahkan korbannya sangat tinggi seperti yang ada di Korea kemarin," ujar Erick.
Erick menyebutkan bahwa kejadian kecelakaan pesawat di Korea, Kanada dan Norwegia memerlukan langkah antisipatif. Seluruh maskapai dan pengelola bandara diharapkan memastikan pesawat-pesawat yang digunakan memenuhi standar keselamatan yang ketat.
Selain itu, tingkat kelelahan kru penerbangan juga menjadi bahan evaluasi untuk menjaga keselamatan penerbangan.
Erick mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap kondisi pesawat dan kru yang berpengalaman.
"Nah tentu tadi kita 'review' memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki masing-masing maskapai ini supaya benar-benar kita jaga, juga tingkat kelelahan kru juga di-review," ucapnya.
Erick menekankan pentingnya peringatan dini terhadap potensi ancaman, termasuk cuaca buruk dan burung yang bisa mengganggu penerbangan.
"Tapi beberapa airport sedang di-review lagi, termasuk tadi ada beberapa mungkin antisipasi karena beberapa kecelakaan juga itu karena extraordinary, ada udara, ada burung yang masuk ke mesin, tadi juga kita sudah sampaikan ke AirNav untuk juga 'early warning'," jelas Erick.
Lebih lanjut, Erick menyebutkan bahwa poin kedua dalam pembahasan rapat tersebut yakni mengenai persiapan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada periode libur Lebaran 2025.
Dia meminta masing-masing maskapai dan bandara memetakan jumlah pesawat yang akan digunakan pada periode liburan.
Angkutan penerbangan selama Lebaran dan Ramadhan diharapkan bisa dikelola dengan lebih baik dibandingkan dengan lonjakan penumpang pada libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Rencana untuk menghadapi lonjakan penumpang tersebut diharapkan bisa dilakukan dengan lebih efisien dan terkoordinasi.
Menurut Erick, antisipasi untuk arus mudik Lebaran perlu dipersiapkan jauh-jauh hari agar tidak terjadi masalah. Langkah-langkah tersebut juga mencakup koordinasi dengan pihak imigrasi dan bea cukai di bandara.
"Yang terakhir saya berharap juga nanti bagaimana 'stakeholders management' yang ada di airport baik penerbangan AirNav, imigrasi, bea cukai, kereta bandara, semua, ini mungkin enam bulan ke depan sudah punya roadmap," kata Erick.
"Supaya kenyamanan, keamanan dan hal-hal yang bisa mengefisiensikan daripada seluruh sinergisitas ini," tambah Erick.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick kumpulkan Garuda-Pelita dan AirNav demi keselamatan penerbangan