Bandarlampung (ANTARA) - Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung Wahyu Hidayat mengatakan adanya potensi bencana alam berupa gempa bumi yang cukup tinggi di daerah setempat, harus disertai dengan kampanye penguatan bangunan.
"Di Provinsi Lampung ini memiliki potensi gempa vulkanik, gempa tektonik dan gempa Megathrust. Dengan adanya ancaman ini tentu harus diikuti dengan makin luasnya kampanye mengenai penguatan bangunan," ujar Wahyu Hidayat saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan kampanye penguatan bangunan tersebut dilakukan agar dalam proses pembangunan gedung, ataupun hunian, masyarakat serta pengembang perumahan menggunakan konstruksi bangunan serta bahan bangunan tahan gempa.
"Dengan pemahaman serta implementasi bangunan tahan gempa ini setidaknya dapat mengurangi risiko terjadinya kerugian materi ataupun korban jiwa saat terjadi gempa bumi di daerah yang rawan gempa," katanya.
Dia menjelaskan berdasarkan pemetaan potensi gempa di Provinsi Lampung untuk ancaman tinggi terdampak gempa Megathrust akibat pergerakan lempeng samudera ada di Kabupaten Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran, Lampung Selatan, dan Kota Bandarlampung.
"Sementara ada juga potensi pergerakan tanah akibat sesar yang ada di daratan seperti Sesar Semangko sebagai sesar tertua, lalu Sesar Tarahan, dan Sesar Panjang," ucap dia.
Menurut dia, ada juga potensi terjadinya gempa vulkanik akibat aktivitas empat gunung berapi yang ada di Provinsi Lampung yakni ada di Gunung Rajabasa, Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan.
"Kemudian di Gunung Seminung serta Gunung Belerang di Kabupaten Lampung Barat yang juga tergolong dalam gunung berapi karena ada panas bumi di dalamnya dan ini perlu diantisipasi dampaknya bagi masyarakat sekitar," tambahnya.
Dia melanjutkan dengan melakukan perluasan kampanye bangunan tahan gempa, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan kapasitas dalam melakukan manajemen bencana sesuai dengan potensi ancaman bencana di daerah.
"Peningkatan kapasitas sebagai upaya untuk melakukan mitigasi, dan manajemen bencana ini akan terus dilakukan untuk meminimalisir kerugian materi dan korban, sekaligus mempercepat penanganan dampak bencana," ujar dia.