Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat berpotensi menurunkan harga emas.
Pasalnya, menurut dia, Trump kemungkinan bisa menekan tensi geopolitik dan perang di beberapa kawasan, yang selama ini menjadi salah satu yang mendorong kenaikan harga emas secara signifikan.
“Apabila perang usai, katakanlah Trump terpilih sebagai presiden, harga emas akan turun, karena sekarang kan sebenarnya (harga emas) sudah ketinggian. Emas itu akan diburu ketika ada perang, resesi, depresi, kesulitan ekonomi, ketidakstabilan politik dan sebagainya,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Budi juga menyoroti dampak perang dagang terhadap harga emas. Menurutnya, meskipun perang dagang dapat mendorong kenaikan harga emas dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, eskalasi konflik dagang yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan harga emas.
Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat yang ingin berinvestasi emas untuk bersabar dan menunggu momen yang tepat, karena emas diprediksi akan kembali mengalami penurunan cukup dalam.
“Jadi amannya ya kalau sudah punya (emas) silakan saja, menunggu waktu (jual) yang tepat karena emas diperkirakan bisa naik sampai Rp2 juta per gram,” katanya.
“Kalau belum punya, beli nanti saja ketika turun karena menurut saya lebih besar kemungkinan turun dibandingkan kemungkinan naik. Kalau pun naik, naiknya tidak akan terlalu besar,” kata dia.
Harga emas yang sebelumnya merosot Rp30.000 per gram pada perdagangan Kamis (7/11/2024) kembali naik Rp14.000 menjadi Rp1.527.000 per gram pada Jumat.
Sementara itu, pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa saat ini belum waktunya untuk melakukan pembelian logam mulia, karena ada kemungkinan harga emas akan terus turun hingga mencapai level 2.600 dolar AS per troy ons.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis sebut kemenangan Trump berpotensi turunkan harga emas