"Makanan bergizi ini tidak harus mahal, dan dapat memanfaatkan pangan lokal yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi sumber daya, serta kearifan lokal," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Yulianto di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan dengan memanfaatkan pangan lokal tersebut dapat mencegah stunting pada anak karena menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral bagi anak.
"Pangan lokal yang diproduksi dan tersedia dekat dengan masyarakat, dapat memberi manfaat yakni anak bisa mendapatkan pangan yang segar atau baru, meminimalkan terjadi kasus kehilangan gizi terutama vitamin," katanya.
Dia melanjutkan manfaat lainnya adalah memiliki harga yang terjangkau bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan makanan bergizi, meningkatkan peluang kerja dan peluang usaha sehingga menggerakkan ekonomi rakyat terutama penduduk pedesaan.
"Menu makanan yang berasal dari pangan lokal ini dapat dikreasikan dengan pilihan bahan pangan yang variatif untuk mengentaskan stunting. Saat ini pemerintah tengah fokus mengembangkan enam bahan pangan sumber karbohidrat sebagai pengganti nasi," ucap dia.
Ia menjelaskan keunggulan pangan lokal juga terlihat dari banyaknya jenis sayuran, buah, dan sumber protein diantaranya ada 30 jenis ikan, enam jenis daging, empat jenis unggas, empat jenis telur, dan 26 jenis kacang-kacangan.
"Jadi dengan memanfaatkan pangan lokal masyarakat bisa memenuhi gizi anak secara seimbang dengan harga yang terjangkau, malah ada yang tersedia secara gratis di sekitar kita," tambahnya.
Diketahui dalam mengatasi stunting telah dilakukan pula program pemberian makanan tambahan dan di Provinsi Lampung balita dengan kekurangan gizi yang telah mendapatkan tambahan asupan gizi melalui pemberian makanan tambahan (PMT) sudah 87,7 persen.
Dan bila dirincikan per 15 kabupaten kota meliputi di Kota Metro 100 persen, Bandarlampung 89,65 persen, Kabupaten Pesisir Barat 100 persen, Tulang Bawang Barat 78,38 persen, Mesuji 48,98 persen, Pringsewu 100 persen, Pesawaran 100 persen, Tulang Bawang 98,24 persen.
Lalu Kabupaten Waykanan 100 persen, Lampung Utara 90 persen, Lampung Tengah 100 persen, Lampung Timur 93,07 persen, Lampung Selatan 94,37 persen, Tanggamus 97,98 persen, dan Lampung Barat 100 persen.