Bandarlampung (ANTARA) - Kampus Mengajar merupakan wadah dalam menggali potensi diri dan melatih soft skill mahasiswa serta bertujuan untuk membentuk karakter dan pribadi mahasiswa yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, serta memperoleh pembelajaran berharga.
Seperti cerita Maya Sari, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Universitas Lampung (Unila) angkatan 2022, yang saat ini tengah menjalani program Kampus Mengajar batch tujuh tahun 2024.
Melalui program ini, Maya berkesempatan untuk ikut berkontribusi dalam mengajar di SMP Mutiara Bangsa, Kecamatan Raja Basa, Kota Bandarlampung.
Maya mengetahui program Kampus Mengajar dari cerita pengalaman rekan-rekannya. Awalnya, ia menilai program tersebut bukanlah yang diprioritaskan sebab kuliah di kampus jauh lebih penting dibanding mengikuti kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Namun, setelah mendengar program Kampus Mengajar akan memberikan sertifikat mengajar yang bisa membantu saat wisuda nanti, ia mulai tertarik dan mencoba untuk mencari tahu lebih dalam mengenai program tersebut.
Maya sempat kesulitan saat melakukan proses konversi dengan program studinya, bahkan sampai telat beberapa hari dan tidak datang ke sekolah penempatan ketika program Kampus Mengajar dimulai.
“Saya ingin sekali menyampaikan kepada para siswa bahwa belajar Bahasa Lampung itu sangat menyenangkan. Hal itu menjadi landasan kuat saya untuk terus terjun dalam program Kampus Mengajar, walaupun pada awalnya saya sempat tidak paham dan kesulitan mengurus konversi yang cukup lama,” ungkap Maya.
Saat menjalankan program Kampus Mengajar, menghadapi karakter para siswa yang cukup beragam menjadi tantangan dan kesan tersendiri bagi Maya. Secara tidak langsung, ia bisa melatih diri untuk lebih sabar, bertanggung jawab, dan menerapkan berbagai ilmu yang ia pelajari saat mengikuti UKM Pramuka.
Sebagai pecinta kegiatan Pramuka, Maya sangat senang ketika diberikan kepercayaan oleh pihak sekolah untuk mengajar, berbagi ilmu, dan pengalaman, kepada para siswa, terutama terkait kegiatan kepanduan.
Selain Pramuka, Maya bersama anggota tim lainnya juga ikut membantu dalam memberikan arahan untuk beberapa agenda sekolah seperti acara perpisahan.
"Selain mendapatkan kepercayaan penuh dari pihak sekolah, para guru di sekolah ini juga begitu terbuka dan mau berbagi cerita kepada kami selaku mahasiswa. Lingkungan di sekolah ini juga punya kesan yang positif," ungkap Maya.
Selama program Kampus Mengajar, Maya dan teman-temannya berkontribusi tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga dalam beberapa kegiatan seperti festival literasi atau yang biasa disebut juga dengan camp literasi.
Pada kegiatan tersebut, Maya dipercaya untuk ikut berperan dalam mengarahkan dan mengatur konsep kegiatan sekaligus menyampaikan beberapa materi terkait literasi. Hal tersebut memberinya kesan positif dalam membentuk personal branding bagi dirinya.
Maya juga menyadari, setiap proses dalam mengajar, pendidikan, dan membangun karakter yang baik pada siswa adalah tantangan tersendiri. Teknologi kurang memadai juga menjadi hal yang harus dihadapi Maya dan teman-temannya.
Meski demikian, dengan berbagai ide dan saran yang membangun, Maya tetap bisa menciptakan proses belajar yang seru dan menyenangkan.
Bagi Maya, ia banyak belajar dari program Kampus Mengajar, mulai dari manajemen emosi, belajar untuk berdiskusi dan menanggapi perbedaan pendapat dengan bijak, memberikan ide-ide positif, serta berusaha memberikan kesan yang baik bagi pihak sekolah.
Maya menjadi salah satu contoh dari sekian banyak mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar. Dengan semangat dan usaha yang kuat, ia berkomitmen memberikan kesan belajar-mengajar yang baik dan kreatif bagi para siswa di sekolah.
Baca juga: Budayawan sebut pentingnya nilai "Nengah Nyappur" cegah kriminalitas anak di Bandarlampung
Baca juga: Unila gelar yudisium dan pengukuhan guru profesional PPG 2023
Baca juga: Unila adakan penyerahan dan pelepasan mahasiswa KKN periode II 2024