Pendapatan XL Axiata tumbuh 10 persen jadi Rp23,9 triliun di kuartal III-2023

id PT XL Axiata Tbk,XL Axiata,XL,EXCL,telekomunikasi,teknologi,BTS,Axiata

Pendapatan XL Axiata tumbuh 10 persen jadi Rp23,9 triliun di kuartal III-2023

Dokumentasi - Seorang teknisi sedang mengerjakan pemasangan BTS. ANTARA/HO-XL Axiata.

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan pendapatan yang tumbuh 10 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp23,88 triliun hingga kuartal III-2023.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini di Jakarta, Rabu, menjelaskan pendapatan data dan layanan digital berkontribusi sebesar Rp21,72 triliun, atau setara 91 persen dari total pendapatan perseroan.

“Berbagai inisiatif akan terus kami lakukan, termasuk mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis Fixed Broad Band (FBB) dan Fixed Mobile Convergence (FMC) yang hingga saat ini terus menunjukkan potensi sangat menggembirakan,” ujar Dian.

Pendapatan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA tumbuh 13 persen (yoy) menjadi senilai Rp11,76 triliun hingga kuartal III-2023, dengan EBITDA margin sebesar 49 persen.

Hingga kuartal III- 2023, Dian mengungkapkan terdapat sebanyak 206 ribu pelanggan layanan Home, dengan penambahan lebih dari 52 ribu selama tiga bulan terakhir.

“Pencapaian itu tidak terlepas dari semakin luasnya jaringan XL SATU Fiber yang kini telah mencapai 75 kota/k abupaten, termasuk lebih dari 12 kota/ kabupaten tambahan dalam tiga bulan terakhir,” ujar Dian.

Hingga kuartal III-2023, total pelanggan perseroan mencapai 57,5 juta, yang mana Average Revenue per User (ARPU) Mobile XL Axiata tercatat sebesar Rp40 ribu untuk layanan prabayar, Rp90 ribu pascabayar, dan Rp42 ribu untuk blended.

Kemudian, utang kotor perseroan tercatat sebesar Rp9,67 triliun hingga kuartal III-2023, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,7x, dimana utang bersih tercatat sebesar Rp7,8 triliun.

Dian menjelaskan, perseroan tidak memiliki utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS), yang mana sebesar 37 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 63 persen memiliki suku bunga tetap.

“Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 53 persen, menjadi Rp 6,21 triliun,” ujar Dian,

Hingga akhir September 2023, total jumlah menara Base Transceiver Station (BTS) perseroan mencapai 158.225 BTS, termasuk BTS 4G sebanyak 103.408 unit.

Jumlah tersebut meningkat 7 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 61 persen (fiberized).

Dian menyebut investasi dan strategi jaringan yang terus dilakukan telah meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih baik dan mendukung penggunaan layanan yang lebih tinggi, terbukti dengan trafik layanan yang tumbuh 21 persen (yoy), mencapai 7.109 Petabytes.