Palestina (ANTARA) - Konflik bersenjata antara Palestina dan Israel kembali memanas. Pada 11 Mei, tentara Israel kembali melancarkan serangan udara ke basis pemukiman warga sipil di wilayah Khan Younis, Gaza Palestina.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina, terdapat 32 korban jiwa dan 170 warga sipil terluka. Diantara korban jiwa adalah 7 anak (empat perempuan, tiga anak laki-laki). Badan PBB untuk Palestina (UNRWA) menyatakan penyerangan ini turut memperparah kondisi warga di Gaza, terutama bagi anak dan perempuan.
Semenjak peningkatan eskalasi bersenjata pada 9 Mei lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan di Gaza mencatat sedikitnya 560 unit bangunan pemukiman rusak parah, diantaranya 28 dalam kondisi rata tanah dan 37 lainnya rusak parah dan tidak bisa lagi ditinggali. Laporan dari mitra Dompet Dhuafa juga menyatakan kerusakan meliputi bangunan sipil, lahan pertanian, dan infrastuktur vital lainnya.
”Atas nama Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, kami turut berduka atas apa yang terjadi pada kawan-kawan Kami di Palestina. Dompet Dhuafa akan terus mengupayakan secara maksimal untuk membantu warga Palestina dengan segala program yang ada,” ujar Arif Rahmadi Haryono selaku Chief Executive Officer DMC Dompet Dhuafa.
Menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 5.590 jiwa penduduk Palestina tewas sepanjang tahun 2008 – 2020 akibat konflik ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk hilangnya nyawa warga sipil yang terjadi selama serangan udara Israel kepada Palestina.
Dia menambahkan bahwa kematian anak-anak dan wanita merupakan hal yang tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan.
“Israel harus mematuhi hukum humanitarian Internasional, termasuk penggunaan kekuatan secara proporsional dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak untuk menyelamatkan warga sipil dan objek sipil dalam melakukan operasi militer,” lanjutnya.
Ia mendesak semua pihak dalam konflik berkepanjangan ini untuk menahan diri secara maksimal dan berusaha untuk segera mengakhiri secara damai peperangan ini. PBB menegaskan kembali komitmennya mendukung Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik berdasarkan resolusi PBB, hukum internasional dan perjanjian bilateral.
Di tengah situasi yang sulit harapan datang dari Kawan Baik di Indonesia, Dompet Dhuafa di bawah komando DMC menyalurkan bantuan 180 paket makanan bagi warga terdampak konflik Palestina-Israel. Adapun titik distribusinya meliputi di Rumah Sakit Shiffa (Kota Gaza), pengungsi di Jalur Gaza Selatan (Kota Khan Yunis), dan pengungsi di Jalur Gaza Utara (Kota Beit Lahia) pada Kamis (11/05/2023).
Palestinian Welfare House (PWH) merupakan mitra kolaborasi Dompet Dhuafa turut membantu dalam distribusi bantuan dari saudara-saudara di Indonesia. Melalui puing-puing reruntuhan dan kekhawatiran akan serangan lanjut, mereka melaju mengantarkan amanah bantuan dari kawan-kawan Indonesia.
“Alhamdulillah kami salurkan bantuan dari Dompet Dhuafa kepada rakyat Palestina, harap dicatat bahwa Dompet Dhuafa adalah organisasi pertama yang membantu Palestina dalam masa sulit ini. Jazakillah Khairn,” terang Jomah M. Alnajjar selaku Chairman Palestinian Welfare House melalui pesan singkat.
Dompet Dhuafa melalui DMC akan terus memberikan berita terbaru dan membantu warga terdampak konflik Palestina-Israel agar bisa segera melalui masa sulit dan kembali berdiri dengan gagah dalam menghadapi masa depan.
Kawan Baik, saat ini warga Palestina sedang membutuhkan uluran tangan kalian. Mari bersama DMC Dompet Dhuafa rapatkan barisan dan perkuat solidaritas untuk warga Palestina. Saatnya Dunia Berdaya Hadapi Bencana.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Menapaki perjalanan tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.