Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) berkomitmen melakukan akselerasi dan transisi implementasi energi baru terbarukan (EBT) dalam rangka penurunan emisi terkait dekarbonisasi.
"Komitmen kami adalah untuk melakukan akselerasi dan transisi akselerasi dari sisi implementasi EBT," ujar Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan PLN Cita Dewi dalam seminar daring Institute for Essential Services Reform (IESR) Indonesia yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Cita Dewi mengatakan, salah satu dekarbonisasi yang dilakukan oleh PLN adalah melakukan pengembangan pembangkit EBT, dan juga co-firing.
Saat ini produksi energi ramah lingkungan dari co-firing sudah diimplementasikan hampir di 47 lokasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dan PLN berencana melakukan co-firing ini 52 lokasi PLTU. Pelaksanaannya juga dilakukan bertahap karena sebelum melakukan implementasi, PLN juga melakukan uji coba.
Cita Dewi mengatakan, alasan dilakukan co-firing karena kapasitas PLTU yang ada di Indonesia baik PLN maupun non-PLN yakni Independent Power Producer (IPP), hampir 54 persen. Dengan demikian, dalam melakukan kebijakan dekarbonisasi, tentunya PLN juga harus melihat opsi ini, opsi bagaimana PLN mengutilisasi atau mengoptimalkan eksisting yang ada, salah satunya PLTU dilakukan co-firing.
"Co-firing menjadi salah satu pilihan karena selain bisa mengurangi emisi karbon, juga akan memberikan peningkatan bauran dari sisi PLN," katanya.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) menggunakan biomassa sebagai substitusi dari batu bara yang digunakan pada PLTU. Teknologi yang disebut co-firing ini dilakukan PLN untuk menekan emisi karbon.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan sepanjang 2022 PLN mengimplementasikan teknologi co-firing ini di 36 lokasi PLTU dari target 35 lokasi.
Program co-firing PLN mampu memproduksi energi bersih sebesar 575,4 GWh dan berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 570 ribu ton CO2 dengan memanfaatkan biomassa sebanyak 542 ribu ton.
Implementasi co-firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon dan gas rumah kaca. Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Program co-firing ini sendiri sudah berhasil dilakukan dengan kolaborasi pemanfaatan sampah bersama 12 Pemda di seluruh Indonesia dan 6 proyek bahan bakar jumputan padat (BBJP) juga sudah diluncurkan dan beroperasi di 2022.
Berita Terkait
Institut Teknologi Sumatera berkomitmen hasilkan SDM unggul
Sabtu, 2 Maret 2024 18:03 Wib
KPU Bandarlampung: Secara lembaga tak berkomitmen apapun dengan caleg
Selasa, 27 Februari 2024 22:19 Wib
Kemenkumham Lampung berkomitmen wujudkan wilayah bebas korupsi
Rabu, 17 Januari 2024 17:39 Wib
Satgas natal dan tahun baru berakhir, Pertamina berkomitmen jaga pasokan energi tetap lancar
Rabu, 10 Januari 2024 18:46 Wib
Pertamina Sumbagsel berkomitmen salurkan BBM tepat sasaran
Sabtu, 25 November 2023 23:06 Wib
Kejati Lampung berkomitmen penuh selesaikan kasus korupsi di Lampung Utara
Jumat, 17 November 2023 15:14 Wib
Lampung berkomitmen terus sediakan bibit ternak unggul
Kamis, 2 November 2023 17:07 Wib
Pertamina terus berkomitmen salurkan BBM dan LPG bersubsidi tepat sasaran
Selasa, 31 Oktober 2023 20:36 Wib