Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengkaji potensi pengembangan wilayah di sekitar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), khususnya di Provinsi Lampung dalam dialog yang diadakan di Gedung A Itera, beberapa waktu lalu.
Hadir dalam dialog tersebut Direktur Regional 1 Bappenas Abdul Malik Sadat Idris, ST, M.Eng., didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung Ir. Mulyadi Irsan, M.T., dan diterima oleh Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha. Turut mendampingi Rektor Itera, Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Itera Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T.
Dalam diskusi tersebut, Rektor Itera menyampaikan harapak agar Itera dan Bappenas dapat bersinergi untuk menemukan berbagai potensi wilayah disekitar tol dan wilayah lainnya di Sumatera.
Terlebih saat ini Itera terus tumbuh dan memiliki 39 program studi S1 dan satu pascasarjana. Berbagai kerja sama juga telah dilakukan Itera dengan stakeholder, seperti bersama PT Wijaya Karya dan SUN Energy membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lahan seluas 1 hektare di dalam kampus.
Direktur Regional 1 Bappenas Abdul Malik Sadat Idris menyambut hangat kolaborasi bersama Itera.
Dia mengatakan bahwa Bappenas saat ini mendorong agar masing-masing regional lebih memahami situasi dan kondisi daerah. Hal tersebut tentunya untuk memudahkan Bappenas dalam menjalankan kinerja dan membangun dukungan.
“Pulau Sumatera saat ini memiliki potensi yang besar dan perlu dikembangkan,” ujar Abdul Malik.
Sementara Kepala Bappeda Lampung Mulyadi Irsan menambahkan, untuk dapat menggali potensi yang ada, Provinsi Lampung harus memiliki daya saing. Terlebih saat ini, kegiatan ekspor dan impor di Lampung dan secara nasional mengalami peningkatan. Terutama dalam sektor sumber daya alam.
“Kita perlu menjadikan Lampung daerah yang ramah investasi, dengan begitu investor akan menanamkan saham dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru,” ujar Mulyadi.
“Kita perlu menjadikan Lampung daerah yang ramah investasi, dengan begitu investor akan menanamkan saham dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru," ujarnya lagi.
Sementara itu, Ketua JTIK Itera Dr. Rahayu Sulistyorini menambahkan, kawasan industri di Sumatera khususnya Lampung saat ini sudah cukup baik. Namun ada beberapa kekurangan di antaranya konstruksi jalan yang perlu ditingkatkan.
Rahayu menilai, industri dapat dikembangkan akan tetapi, perlu melihat perkembangan ekonomi dan perluasan investor.
Rahayu menyoroti, saat ini terdapat dua kawasan industri yang belum masuk ke dalam Rencana Pembangunan Industri Provinsi, akan tetapi sudah masuk dalam RPJMD 2020-2024, yaitu Kawasan Industri Pesawaran. “Saat ini untuk membangun kawasan industri harus memahami dan mengerti di mana letak darah metropolitan dari sebuah daerah,” ujar Rahayu.