Mahasiswa Itera raih perunggu pada Southeast Asia Paper Competition MARS#9

id Itera,Lampung,Mahasiswa,Bandarlampung

Mahasiswa Itera raih perunggu pada Southeast Asia Paper Competition MARS#9

Institut Teknologi Sumatera (Itera). Bandarlampung, Jumat, (15/7/2022). (ANTARA/HO-Humas Itera)

Perlu adanya inisiatif dari kelangkaan air bersih, sehingga tercipta alat kombinasi bambu dan kulit pisang kepok sebagai filter air karat sederhana agar air berkarat ini dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat setempat, ujar Ester
Bandarlampung (ANTARA) - Tim Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Southeast Asia Paper Competition MARS#9 yang diselenggarakan oleh Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 

"Kami berhasil membawa pulang medali perunggu usai mengusung karya tulis berjudul “Banana’s Filtering Combination of Bamboo and Kepok Banana Peel (Musaacuminata) as a Simple Rusty Water Filter” atau kajian tentang Kombinasi Bambu dan Kulit Pisang Kepok (Musaacuminata) sebagai alat filtrasi air berkarat sederhana," kata Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Ester Fitria Sari Allagan, dalam keterangan yabg diterima, di Bandarlampung Jumat.

Dalam ajang Southeast Asia Paper Competition MARS#9 Tim Mahasiswa Itera diwakili oleh Ester Fitria Sari Allagan mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan 2021, Muhammad Abi Hanif (Matematika 2021), dan Anisa Rahmawati (Kimia 2021). Dalam penyusunan karya, mahasiswa dibimbing oleh dosen Program Studi Kimia, Demi Dama Yanti, S.Si., M.Si.

Ia menyampaikan, latar belakang timnya mengangkat tema tersebut sebab Provinsi Lampung masih menghadapi adanya permasalahan pencemaran air konsumsi.

"Air berkarat merupakan salah satu contoh air yang mengalami kerusakan akibat pencemaran. Air berkarat umumnya berada di daerah permukiman penduduk, sehingga apabila dipakai secara berkala dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi masyarakat," kata dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pembuatan karya tulis ini didasari dari langkanya air bersih di Lampung terutama pada daerah Kabupaten Tulang Bawang, Mesuji, Lampung Timur, Way Kanan, dan Pesisir Barat, yang memiliki kondisi ketersediaan air bersih cukup memprihatinkan.

“Perlu adanya inisiatif dari kelangkaan air bersih, sehingga tercipta alat kombinasi bambu dan kulit pisang kepok sebagai filter air karat sederhana agar air berkarat ini dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat setempat,” ujar Ester.

Alat ini menggunakan bambu sebagai bahan utama dan kulit pisang kepok sebagai penyaring air berkarat, dan penetralisir kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang terdapat di dalam air karat.

"Sebagai tahap lanjutan, alat yang dapat dibuat dengan mudah ini dapat diletakkan langsung pada rumah warga sebagai filtering sederhana. Ester berharap, semoga kedepannya mahasiswa Itera dapat terus menemukan inovasi baru dan dapat memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat dengan inovasi-inovasi yang berkelanjutan," kata dia.