Korut laporkan lebih 200 ribu kasus demam hari kelima gelombang COVID

id Korut, COVID

Korut laporkan lebih 200 ribu kasus demam hari kelima gelombang COVID

Seorang pekerja mendisinfeksi ruang makan di sebuah pabrik perlengkapan sanitasi, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto ini diambil pada Senin (16/5) dan dirilis oleh Kyodo pada Selasa (17/5/2022). Kyodo/via REUTERS/aww/sad

Seoul (ANTARA) - Korea Utara melaporkan lebih dari 200 ribu pasien baru menderita demam selama lima hari berturut-turut saat negara itu memerangi wabah corona pertama yang dikonfirmasi, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap, Sabtu, mengutip stasiun penyiaran Korut.

Gelombang COVID yang sedang berlangsung, yang diumumkan pekan lalu, telah memicu kekhawatiran atas kurangnya vaksin, infrastruktur medis yang tidak memadai, dan potensi krisis pangan di negara berpenduduk 25 juta yang telah menolak bantuan dari luar dan menutup perbatasannya.

Menurut catatan pada Jumat malam, setidaknya 219.030 orang menunjukkan gejala demam hingga menjadikan jumlah total kasus tersebut menjadi 2.460.640, Televisi Pusat Korea (KCTV) melaporkan dengan mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara, menurut Yonhap.

Korban jiwa bertambah satu orang sehingga jumlah keseluruhan kematian saat ini menjadi 66 orang.

Yonhap tidak memerinci berapa banyak orang yang dites positif terkena virus, dan Reuters tidak dapat memverifikasi laporan itu secara independen.

Tanpa gerakan vaksinasi nasional dan kemampuan pengujian yang terbatas, data harian yang dirilis oleh media pemerintah dapat tidak dilaporkan, dan mungkin sulit untuk menilai skala gelombang COVID, kata para ahli.

Badan hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan konsekuensi "menghancurkan" bagi 25 juta rakyatnya. 

Sementaran itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyebaran yang tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya varian baru yang lebih mematikan.

Sumber: Reuters