Persija bantah tunggak gaji Simic
Jakarta (ANTARA) - Manajemen Persija membantah bahwa mereka menunggak gaji sang penyerang Marko Simic selama setahun seperti yang disampaikan oleh pesepak bola asal Kroasia tersebut.
"Persija adalah klub yang patuh dan taat hukum. Tidak benar soal pernyataan yang menyebutkan bahwa gaji pemain tidak dibayar selama satu tahun," ujar Presiden Persija, Mohamad Prapanca, dikutip dari laman Persija di Jakarta, Rabu.
Menurut Prapanca, pihaknya memang memberlakukan penyesuaian gaji Simic selama pandemi COVID-19 berdasarkan surat keputusan PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020.
Surat tersebut menyatakan bahwa setiap klub wajib membayar maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera dalam perjanjian kerja pada Oktober-Desember 2020.
Masih dalam surat yang sama, PSSI menyebut bahwa klub-klub Liga 1 dapat melakukan kesepakatan ulang terkait penyesuaian nilai kontrak yaitu 50 persen dari perjanjian ketika kompetisi sudah dimulai.
Menurut Prapanca, Simic dan semua pemain Persija sejatinya sudah sepakat dengan kebijakan manajemen yang dituangkan dalam adendum.
Namun, manajemen Persija memandang Marko Simic memiliki pemahaman berbeda untuk adendum selanjutnya.
“Marko Simic pun tetap menerima jumlah gaji yang disesuaikan itu tanpa keluhan apa pun. Dalam prosesnya, Persija berupaya untuk menyamakan pemahaman terkait adendum selanjutnya,” tutur Prapanca.
Sementara soal tudingan Simic yang mengatakan bahwa Persija membahayakan kariernya sebagai pesepak bola lantaran membangkucadangkan dirinya ketika mempertanyakan tentang haknya, Prapanca menegaskan bahwa “Macan Kemayoran” selalu mendukung karier pemain.
“Terlebih lagi pemain tersebut telah berjuang bersama-sama dan meraih banyak prestasi. Sementara itu, Persija akan selalu mengikuti proses yang akan terjadi ke depannya,” ujar dia.
Pada Selasa (26/4), Simic melalui akun Instagram pribadinya @markosimic_77 menyatakan bahwa dirinya memutuskan untuk mengakhiri kontrak secara sepihak dengan Persija lantaran pihak klub menunggak gajinya selama satu tahun.
Pesepak bola berusia 34 tahun itu menyebut bahwa manajemen Persija tidak menepati janji terkait gajinya selama berbulan-bulan.
Bahkan, pria yang ikut mengantarkan Persija menjuarai Liga 1 Indonesia 2018 itu mengatakan bahwa ketika dirinya menagih haknya, “Macan Kemayoran” malah memutuskan untuk membangkucadangkan dirinya di Liga 1 Indonesia 2021-2022.
"Persija adalah klub yang patuh dan taat hukum. Tidak benar soal pernyataan yang menyebutkan bahwa gaji pemain tidak dibayar selama satu tahun," ujar Presiden Persija, Mohamad Prapanca, dikutip dari laman Persija di Jakarta, Rabu.
Menurut Prapanca, pihaknya memang memberlakukan penyesuaian gaji Simic selama pandemi COVID-19 berdasarkan surat keputusan PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020.
Surat tersebut menyatakan bahwa setiap klub wajib membayar maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera dalam perjanjian kerja pada Oktober-Desember 2020.
Masih dalam surat yang sama, PSSI menyebut bahwa klub-klub Liga 1 dapat melakukan kesepakatan ulang terkait penyesuaian nilai kontrak yaitu 50 persen dari perjanjian ketika kompetisi sudah dimulai.
Menurut Prapanca, Simic dan semua pemain Persija sejatinya sudah sepakat dengan kebijakan manajemen yang dituangkan dalam adendum.
Namun, manajemen Persija memandang Marko Simic memiliki pemahaman berbeda untuk adendum selanjutnya.
“Marko Simic pun tetap menerima jumlah gaji yang disesuaikan itu tanpa keluhan apa pun. Dalam prosesnya, Persija berupaya untuk menyamakan pemahaman terkait adendum selanjutnya,” tutur Prapanca.
Sementara soal tudingan Simic yang mengatakan bahwa Persija membahayakan kariernya sebagai pesepak bola lantaran membangkucadangkan dirinya ketika mempertanyakan tentang haknya, Prapanca menegaskan bahwa “Macan Kemayoran” selalu mendukung karier pemain.
“Terlebih lagi pemain tersebut telah berjuang bersama-sama dan meraih banyak prestasi. Sementara itu, Persija akan selalu mengikuti proses yang akan terjadi ke depannya,” ujar dia.
Pada Selasa (26/4), Simic melalui akun Instagram pribadinya @markosimic_77 menyatakan bahwa dirinya memutuskan untuk mengakhiri kontrak secara sepihak dengan Persija lantaran pihak klub menunggak gajinya selama satu tahun.
Pesepak bola berusia 34 tahun itu menyebut bahwa manajemen Persija tidak menepati janji terkait gajinya selama berbulan-bulan.
Bahkan, pria yang ikut mengantarkan Persija menjuarai Liga 1 Indonesia 2018 itu mengatakan bahwa ketika dirinya menagih haknya, “Macan Kemayoran” malah memutuskan untuk membangkucadangkan dirinya di Liga 1 Indonesia 2021-2022.