Eijkman sebut varian C.1.2 belum terdeteksi di Indonesia

id varian Covid-19, C.1.2, mutasi virus

Eijkman sebut varian C.1.2 belum terdeteksi di Indonesia

Arsip Foto. Seorang warga memasuki ruangan guna menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi penularan virus corona penyebab COVID-19 di kompleks Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (19/8/2021). (ANTARA FOTO/Fauzan/foc).

Varian C.1.2 belum masuk di Indonesia dan sementara ini tidak perlu dikhawatirkan, kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memastikan mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bernama C.1.2 belum terdeteksi masuk di wilayah Indonesia.

"Varian C.1.2 belum masuk di Indonesia dan sementara ini tidak perlu dikhawatirkan," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Amin mengatakan situasi tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan sekuensing yang dilakukan Eijkman bersama sejumlah laboratorium lainnya di bawah Kementerian Kesehatan.

Saat disinggung terkait varian C.1.2 apakah lebih bersifat ganas dari varian pendahulunya, Amin mengemukakan bahwa fakta tersebut perlu penelitian lebih dalam.

Baca juga: Kemenkes: Belum ditemukan penularan virus corona varian baru

Hal yang sama dikemukakan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi. "Sampai saat ini tidak kurang dari 6.253 hasil sekuensing telah kami laporkan. Dari total tersebut 2.252 adalah varian delta yang ditemukan di 33 provinsi di Indonesia," katanya.

Dilansir berdasarkan laporan mingguan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kemenkes RI periode 28 Agustus hingga 3 September 2021 diinformasikan bahwa terdapat publikasi dari peneliti di Afrika Selatan terkait munculnya varian C.1.2.

Menurut laporan tersebut, varian C.1.2 merupakan turunan dari varian C.1 pada Mei 2021 di Afrika Selatan. Berdasarkan pengamatan peneliti tersebut, varian ini memiliki susunan mutasi yang merupakan gabungan dari beberapa mutasi yang terdapat pada varian alfa, beta, gamma, delta dan lambda serta mutasi baru (C136F, Y449H and N679K).

Baca juga: Menkes: Capaian vaksinasi dosis pertama di Lampung dibawah 20 persen

Selain C.1.2, kata Nadia, Kemenkes juga berupaya melakukan pelacakan varian lainnya, seperti lamda dan mu maupun varian lokal di Indonesia.

Pemerintah mengantisipasi masuknya varian baru virus corona melalui pengawasan lalu lintas orang dari luar negeri pada pintu-pintu masuk ke wilayah Indonesia.

"Kita terus berkonsultasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi masuk dan menyebar di Indonesia," katanya.