Dubes RI apresiasi pentas wayang kulit berbahasa Jepang

id gamelan jawa,grup gamelan jawa asal jepang,lambang sari,dubes RI untuk Jepang,heri akhmadi

Dubes RI apresiasi pentas wayang kulit berbahasa Jepang

Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi (kanan) menyerahkan penghargaan kepada Kayo Kimura pimpinan grup Gamelan Jepang Lambangsari di Tokyo Sabtu (12/6). (Antara/HO- KBRI Tokyo)

Saya mengajar karawitan Jawa di Tokyo. Murid-murid saya yang berjumlah 50 anak senang sekali belajar gamelan. Saya suka gamelan karena di situ kita harus main bersama-sama, ujar Kayo Kimura

Jakarta (ANTARA) - Pementasan grup gamelan Jawa di Jepang, Lambangsari dalam pergelaran wayang kulit di Tokyo, Sabtu malam (12/6) mendapatkan apresiasi dari Duta Besar RI Heri Akhmadi yang juga menyaksikan secara langsung acara tersebut,

Dubes RI juga memberikan apresiasi terhadap penampilan Ki Dalang Rofit Ibrahim yang tampil memukau 140 orang warga Jepang dalam pementasan wayang kulit berbahasa Jepang dengan lakon "Sumantri dan Sukrosono" tersebut.

Dubes Heri Akhmadi melalui keterangan tertulis dari KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Senin menyatakan grup gamelan Lambangsari telah berkontribusi dalam memajukan seni budaya Indonesia di Jepang.

"Saya percaya persahabatan dua bangsa tidak hanya penting di tingkat pemerintahan, tetapi juga di tingkat masyarakat. Saya apresiasi grup Lambangsari yang bertahun-tahun mempromosikan kesenian gamelan dan wayang ini di Jepang," ujar Dubes yang berkesempatan menyerahkan piagam penghargaan kepada grup Lambangsari usai pementasan. 

Baca juga: Ibu Negara Turki jatuh cinta pada batik Indonesia

Heri Akhmadi mengaku merasa terkejut serta bangga ada seniman Indonesia yang tinggal di Jepang dan mampu menampilkan cerita yang sangat mengesankan dan direspon secara baik oleh publik negeri tersebut.

Pimpinan Lambangsari, Kayo Kimura menjelaskan, Lambangsari yang didirikan sejak 1985 beranggotakan 17 orang Jepang. Selain aktif menggelar pementasan, Lambangsari juga mengajarkan musik Gamelan Jawa kepada masyarakat Jepang.

"Saya mengajar karawitan Jawa di Tokyo. Murid-murid saya yang berjumlah 50 anak senang sekali belajar gamelan. Studio Lambangsari kami ada di Simbashi. Di situ ada 30 murid saya. Saya suka gamelan karena di situ kita harus main bersama-sama," ujar Kayo Kimura.

Baca juga: Wisata dan baju tradisional Indonesia dipromosikan di Korut

Ki Dalang Rofit Ibharim dan istrinya Hiromi Sasako yang tinggal di Jepang sejak 16 tahun lalu, konsisten mempromosikan gamelan khas Jawa dan seni pewayangan. Pemuda lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tahun 2004 ini membentuk kelompok gamelan Hanna Jos dan mendirikan Bintang Laras, sekolah musik gamelan di rumahnya, setelah melihat tingginya antusias masyarakat Jepang akan budaya asal Jawa itu.

"Sejak kecil saya menyenangi kesenian karawitan Jawa. Bersama istri, saya keliling Jepang untuk mengajar. Belakangan ini saya kembangkan mendalang bahasa Jepang menggunakan tutur Jawa. Dengan begitu orang Jepang bisa lebih tertarik belajar seni karawitan," tutur Rofit Ibharim.