Kuliner khas Batak Sasagun tembus pasar Jakarta

id kuliner toba, tabo toba

Kuliner khas Batak Sasagun tembus pasar Jakarta

Penganan khas Batak seperti "Tipa-tipa" (sereal) dan "Sasagun" yang diproduksi Tabo-Toba, dari Kabupaten Toba, Sumatera Utara, saat ini berhasil menembus pasar Jakarta. (ANTARA/HO)

Balige (ANTARA) - Berbagai jenis penganan khas Batak seperti "Tipa-tipa" (sereal) dan "Sasagun" yang diproduksi Tabo-Toba, dari Kabupaten Toba, Sumatera Utara, saat ini berhasil menembus pasar Jakarta.

"Tipa-tipa dikenal sebagai sereal Batak, berasal dari daerah Porsea, terbuat dari padi muda yang direndam selama dua malam kemudian ditiriskan dan digongseng hingga mencapai tingkat kematangan tertentu", ujar pimpinan perusahaan Tabo-Toba, Piska Evalina Simamora di Balige, Sabtu (22/5).

Sedangkan "Sasagun", juga merupakan kuliner khas Batak, sebagai kudapan yang terbuat dari tepung beras pilihan dicampur kelapa sekaligus menjadi produk inovasi Tabo-Toba.

Setelah diolah dan dicampur dengan bahan-bahan berkualitas premium lainnya, seperti susu, mentega dan keju yang kemudian menghasilkan cookies yang renyah dan cukup enak.

Penganan ini, kata Piska Simamora, telah menjadi simbol makanan khas sebagai oleh-oleh bagi perantau yang berasal dari tanah Batak dan dulunya hanya dikonsumsi pada waktu-waktu tertentu saja pada situasi khusus.

"Sasagun mengandung nilai-nilai budaya Batak yaitu kuat, tahan lama serta mudah beradaptasi dan bersosialisasi, dicirikan sifat dari umurnya bisa hingga berbulan-bulan dan dapat langsung dikonsumsi saat lapar tanpa perlu diolah lagi", terang Piska.

Di masa lalu, Sasagun dijadikan sebagai bekal perjalanan bekal wajib bagi orang Batak yang hendak merantau. Hal ini dikarenakan butuh waktu lama untuk sampai ke tempat tujuan, sehingga menjadi penganan pilihan selama perjalanan.

"Sasagun sangat praktis, namun memiliki manfaat besar. Bahan tambahan yang digunakan untuk mengkonsumsinya pun sederhana, yakni gula. Hanya dengan mengkonsumsi beberapa sendok makan saja sudah membuat perut terasa berisi dan bertenaga" katanya.

Piska menjelaskan, Tabo-Toba telah memproduksi kuliner khas Batak itu genap setahun pada 21 Mei 2021.

Sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan usaha yang telah mampu menembus pangsa pasar di Ibukota, bersama tiga koleganya Sellytiwa, Duma Sinaga dan Emelia Hutagaol mereka menyampaikan tali asih dengan berbagi rezeki kepada anak-anak penghuni panti asuhan Yayasan Muhammad Yasin di Tambunan Kecamatan Balige.

"Kami berharap, kiranya produk Tabo-Toba ke depannya dapat lebih maju dan semakin diminati semua kalangan, sebagai oleh oleh khas dari Toba, sekaligus dalam rangka mendukung dan memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)", ujar Piska.