Jepang targetkan investasi 3 miliar dolar untuk ASEAN

id Jepang,asean,investasi jepang,menlu jepang,motegi toshimitsu

Jepang targetkan investasi 3 miliar dolar untuk ASEAN

Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu (tengah) bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi (kanan) dan Duta Besar Jepang untuk ASEAN Chiba Akira (kiri) dalam kunjungan resmi pemerintah Jepang ke ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (10/1/2020). (ANTARA/Suwanti)

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang menargetkan investasi sebesar tiga miliar dolar AS (sekitar Rp41 triliun) untuk kawasan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara, ASEAN, demikian diumumkan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu di Jakarta, Jumat.

“Jepang berkeinginan untuk memobilisasi dana sebesar tiga miliar dolar AS selama tiga tahun dalam periode 2020 hingga 2022,” kata Motegi dalam pidato pada kunjungan resmi ke Sekretariat ASEAN.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dana tersebut bisa disalurkan untuk sektor pemerintahan maupun swasta sebagai dana kerja sama ekonomi yang berlandaskan pada prinsip “mengumpulkan kearifan”.

Tiga kebijakan LN Jepang
Prinsip itu merupakan satu dari tiga kebijakan luar negeri baru Jepang terhadap ASEAN, yang dimaksudkan untuk mengakomodasi beragam kearifan yang dimiliki oleh negara-negara anggota ASEAN.

“Antara lain melalui JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang) yang bersedia memberikan dana penanaman modal dan pinjaman sebesar 1,2 miliar dolar AS,” kata Motegi menambahkqn.

Tujuan investasi Jepang
Investasi tersebut ditujukan untuk dana penanaman modal dan pinjaman proyek infrastruktur berkualitas tinggi di kawasan ASEAN, antara lain pembangkit listrik, pembangunan perkotaan, transportasi, serta komunikasi dan informasi.

Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu mencontohkan mass rapid transit atau MRT di Jakarta sebagai kerja sama infrastruktur Indonesia dan Jepang yang bukan sekadar membangun jalur kereta bawah tanah, namun juga mengaktifkan transportasi metropolitan ibu kota terintegrasi.

“Merealisasikan pembenahan infrastruktur berkualitas tinggi tidak cukup dengan dana dan teknologi dari pihak pemberi, tapi memerlukan ide proaktif negara bersangkutan sesuai situasi di lapangan,” ujar Motegi.

 

Perbaikan akses keuangan
Setidaknya ada dua hal lain yang menjadi tujuan investasi tersebut. Pertama, perbaikan akses keuangan dan pemberdayaan perempuan melalui usaha kecil dan menengah serta pembiayaan keuangan mikro.

Dan kedua, promosi investasi hijau untuk keberlanjutan lingkungan sebagai langkah penanganan perubahan iklim global, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan proyek-proyek hemat energi lainnya.

Baca juga: IDFC tawarkan investasi 10 miliar dolar kepada Indonesia