Mahasiswi PNP mengolah kain perca jadi boneka

id Berita Padang,boneka kain perca ,mahasiswa kreatif

Mahasiswi PNP mengolah kain perca jadi boneka

Sejumlah mahasiswi Politeknik Negeri Padang menunjukkan produk kreatif dari kain perca. (ANTARA)

"Kami juga membuat baju dengan desain sendiri. Potongan kain perca yang tidak digunakan tersebut kami olah menjadi boneka," ujarnya.
Padang (ANTARA) -
Sebanyak empat mahasiswi Politeknik Negeri Padang (PNP), Sumatera Barat mengolah kain perca menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi, berupa boneka untuk hadiah wisuda.
 
Hasil kerajinan tangan Meisytha Redisa, Nisa Ulkhair, Yulianti, dan Nur Atikah menjadi salah produk yang dipajang dalam pameran produk mahasiwa se-Sumatera yang yang dilaksanakan di Unand, Padang.
 
Menurut Meisytha Redisa di Padang, Jumat, bahan untuk memproduksi boneka wisuda tersebut merupakan kain potongan sisa jahitan yang tidak digunakan.
 
"Kami juga membuat baju dengan desain sendiri. Potongan kain yang tidak digunakan tersebut kami olah menjadi boneka," ujarnya.
 
Sejauh ini, imbuhnya, boneka-boneka tersebut mereka jual ketika ada wisuda.

"Masih terbatas di kampus ketika ada wisuda saja," ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa Lassale Collage pamerkan karya fesyen pada Crative Week 2019
 
Sebuah boneka untuk hadiah wisuda dijual dengan harga bervariasi antara Rp25 ribu sampai Rp35 ribu.

Selain itu, pihaknya menjual buket bunga dari jilbab untuk hadiah wisuda dengan harga mulai Rp35 ribu sampai Rp65 ribu.
 
"Selama ini kain bekas jahitan atau perca sering terbuang begitu saja, padahal memiliki nilai jual jika kita bisa berkreasi," kata dia.
 
Baju-baju muslim yang juga mereka produksi, katanya, justru telah dijual ke beberapa daerah di luar Padang.
 
"Baju kami pasarkan secara 'online'," ujarnya.
Baca juga: Bekraf mengenalkan potensi ekonomi kreatif Solo lewat festival
 
Baju-baju yang dijual itu, kata dia, didesian sendiri. Untuk menjahit, diupahkan pada para tamatan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) jurusan tata busana sekitar tiga orang.
 
"Kami sebetulnya juga bisa menjahit, karena masih kuliah jadi susah membagi waktu," ujar dia.
 
Busana muslim yang diproduksi berupa kurta taqy dijual Rp155 ribu,gaun untuk perempuan Rp235 ribu, dan jilbab Rp135 ribu.
 
Selain menjual secara daring, juga melalui pameran dan kepada dosen di PNP.
 
"Saya berharap semoga para mahasiswa lainnya juga termotivasi untuk berwirausaha, karena saat ini bukan lagi bersaing mencari lapangan pekerjaan tetapi menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.
Baca juga: Bekraf tekankan usia produktif dorong prtumbuhan ekonomi kreatif