Anjungan Sampit destinasi wisata peradaban lampau di Kotim

id anjungan sampit

Anjungan Sampit destinasi wisata peradaban lampau di Kotim

Pemilik Anjungan Sampit Utari Riambarwati menjelaskan berbagai koleksi di tempat itu kepada Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor, saat peresmian Anjungan Sampit, Selasa (1/10/2019). ANTARA/Norjani.

"Selain rumah panggung dengan ornamen khas tradisional Dayak, koleksi barang-barang di dalamnya bisa menggambarkan kehidupan masyarakat Kotawaringin Timur (Kotim) pada masa dulu. Ini penting diketahui generasi penerus kita yang kini hidup di era kema
Sampit (ANTARA) - Destinasi wisata Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bertambah dengan diresmikannya Anjungan Sampit, sebuah rumah panggung yang mengusung gambaran peradaban lampau masyarakat setempat.

"Selain rumah panggung dengan ornamen khas tradisional Dayak, koleksi barang-barang di dalamnya bisa menggambarkan kehidupan masyarakat Kotawaringin Timur (Kotim) pada masa dulu. Ini penting diketahui generasi penerus kita yang kini hidup di era kemajuan teknologi," kata Utari Riambarwati, pemilik Anjungan Sampit, di  Sampit, Rabu.

Anjungan Sampit terletak di Jalan Arjuno 8 Kecamatan Baamang. Saat peresmian oleh Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor, turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman serta sejumlah pelaku pariwisata dari Jakarta dan daerah lainnya.



Anjungan Sampit merupakan rumah panggung terbuat dari kayu ulin. Di dalamnya terdapat sekitar 150 koleksi benda terkait keseharian masyarakat zaman dulu, seperti ranjang besi, perlengkapan makan terbuat dari seng dan gerabah, peralatan dapur, berbagai balanga atau guci, ragam senjata tradisional, alat pertanian, alat berburu, alat menangkap ikan dan lainnya.

Utari mengaku mengumpulkan benda-benda itu sejak dirinya duduk di bangku kuliah karena kecintaan terhadap pelestarian budaya. Tidak hanya di Kotawaringin Timur, dia bahkan berburu benda-benda tua itu ke Kabupaten Katingan dan Seruyan yang dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Kotawaringin Timur.

"Menghabiskan banyak biaya untuk membangun Anjungan Sampit dan mendapatkan koleksi barang-barang tua itu. Dia berharap Anjungan Sampit menjadi destinasi wisata baru yang mampu menarik minat wisatawan," katanya.

Anjungan Sampit bisa menjadi gambaran kilas balik bagi wisatawan yang ingin mengetahui peradaban masyarakat Kotawaringin Timur di masa lalu. Anjungan Sampit juga bisa menjadi tempat pendidikan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa yang ingin menggali sejarah daerah ini.



Utari berharap keberadaan Anjungan Sampit juga berdampak positif bagi masyarakat karena operasionalnya memberdayakan warga sekitar. Ini akan menjadi nilai tambah sektor pariwisata bagi masyarakat luas.

"Rencananya kami juga akan membuka kuliner dengan menu diet yaitu ikan dengan peralatan makan tempo dulu. Semuanya akan memberdayakan warga sekitar sini. Nanti wisatawan akan dikenakan tarif yang terjangkau. Saya harap nantinya wisatawan asing juga akan berkunjung ke sini," kata Utari.

Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor menyambut positif dan mengapresiasi hadirnya Anjungan Sampit. Ini merupakan wujud kepedulian masyarakat untuk turut melestarikan kebudayaan dan mendukung pengembangan pariwisata.

"Ini sejalan dengan upaya pemerintah mengembangkan sektor pariwisata. Sektor ini terbukti mampu bertahan meski di tengah krisis ekonomi, makanya pariwisata termasuk dalam sektor prioritas pemerintah daerah," kata Halikinnor.

Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah akan membantu pengembangan Anjungan Sampit. Dia meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memadukan wisata Museum Kayu Sampit dengan Anjungan Sampit karena ada keterkaitan yang sangat menarik jika dikembangkan bersama.