Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi atau letusan pada Jumat sore pukul 16.37 WIB dan disertai lahar dingin akibat hujan pascaperayaan Hari Raya Yadnya Kasada yang digelar Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo yang telah digelar pada Rabu (17/7) malam hingga Kamis (18/7).
"Telah terjadi erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 16.37 WIB selama kurang lebih tujuh menit, namun tinggi kolom abu tidak teramati," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat malam.
Menurutnya tinggi kolom abu tidak teramati dan erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 milimeter dan durasi kurang lebih 7 menit 14 detik.
"Tremor erupsi abu vulkanik hanya berlangsung sekitar 7 menit dan itu merupakan tremor erupsi, sehingga setelah selesai erupsi, maka tremornya tidak terekam dan sudah tidak menunjukkan gempa tremor lagi," tuturnya.
Ia mengatakan aktivitas tremor Gunung Bromo sudah kembali ke sebelumnya, namun status gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl tersebut masih tetap berada pada status Level II (Waspada), sehingga masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Anggit mengaku sudah mendapat informasi terkait dengan erupsi Gunung Bromo tersebut, namun tinggi kolom abu vulkanik tidak teramati karena cuaca berkabut.
"Hujan juga sempat terjadi di sekitar selatan kawah hingga menyebabkan air limpasan yang membawa material vulkanik atau biasa disebut lahar dingin di laut pasir, dan kejadian itu akan berlangsung dengan cepat bergantung curah hujan yang terjadi," katanya.
Ia mengimbau masyarakat dan pengunjung Gunung Bromo yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, dan Malang tetap tenang dengan memperhatikan rekomendasi dari PVMBG yakni radius aman 1 kilometer dari kawah aktif gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl.
"Saat ini kondisi gunung Bromo tidak bisa diamati karena cuaca dan sudah malam dan Cemoro lawang masih aman dari debu vulkanik karena arah angin ke barat - barat daya, yakni ke Desa Ngadas, Kabupaten Malang," katanya.
Berita Terkait
Satgas darat basahi lahan usai karhutla Bromo padam
Kamis, 14 September 2023 5:34 Wib
Bukit Teletubbies terbakar, manajer wedding organizer ditetapkan tersangka
Jumat, 8 September 2023 7:48 Wib
Warga Suku Tengger menggelar ritual Mendak Tirta jelang Yadnya Kasada
Senin, 13 Juni 2022 22:38 Wib
Kawasan wisata Bromo tak terdampak letusan Gunung Semeru
Minggu, 5 Desember 2021 16:12 Wib
Seluruh pintu masuk kawasan Bromo dibuka untuk turis
Sabtu, 4 Desember 2021 17:53 Wib
Kementerian PUPR bangun jembatan kaca di kawasan wisata Bromo
Selasa, 19 Oktober 2021 8:39 Wib
Objek wisata di Kawasan Bromo Tengger Semeru mulai dibuka
Kamis, 9 September 2021 6:08 Wib
Obati rindu berwisata ke Gunung Bromo di tengah pandemi COVID-19
Minggu, 4 Oktober 2020 5:36 Wib