Korsel tak terduga turunkan suku bunga

id bank sentral Korsel,pangkas suku bunga,sengketa dagang,ekspor melemah

Korsel  tak terduga turunkan suku bunga

Dewan kebijakan moneter Bank Sentral Korea Selatan (BOK) memangkas suku bunga acuan pembelian kembali tujuh hari (seven-day repurchase rate) sebesar 25 basis poin menjadi 1,50 persen pada Kamis, 18 Juli 2019. (Foto: AP)

Seoul (ANTARA) - Bank sentral Korea Selatan secara tak terduga menurunkan kebijakan suku bunganya pada Kamis, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pertikaian perdagangan dengan Jepang.

Gubernur Bank of Korea (BOK) Lee Ju-yeol dan enam anggota dewan kebijakan moneter lainnya memangkas suku bunga acuan pembelian kembali tujuh hari (seven-day repurchase rate) sebesar 25 basis poin menjadi 1,50 persen.

Langkah itu tidak sesuai dengan harapan pasar. Menurut survei Asosiasi Investasi Keuangan Korea (KFIA) terhadap 200 ahli pendapatan tetap (fixed-income), 70 persen memperkirakan suku bunga akan bertahan.

Ini menandai penurunan suku bunga pertama dalam sekitar tiga tahun sejak Juni 2016 ketika BOK menurunkan target suku bunga sebesar seperempat persentase poin ke level terendah sepanjang masa 1,25 persen.

Ketika ekonomi Korea Selatan pulih, BOK menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,50 persen pada November 2017, sebelum menaikkan suku bunga lebih lanjut menjadi 1,75 persen pada November tahun lalu.

Bank sentral membalikkan arah pengetatan kebijakan moneter bulan ini di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang gesekan perdagangan dengan Jepang.

Jepang memberikan kontrol yang lebih ketat awal bulan ini pada ekspornya ke Korea Selatan pada bahan-bahan penting untuk menghasilkan chip memori dan panel display yang mempengaruhi pembuatan telepon pintar, TV dan produk teknologi lainnya.

Pembatasan ekspor Jepang diperkirakan akan menambah ketidakpastian ekspor Korea Selatan yang sudah kesulitan.

Ekspor, yang menyumbang sekitar setengah dari ekonomi yang didorong ekspor, terus merosot selama tujuh bulan berturut-turut hingga Juni.

Ekspor sudah terpukul oleh penurunan siklus bisnis industri semikonduktor global dan perselisihan perdagangan global.

Baca juga: Dolar AS di Tokyo diperdagangkan di atas 107 yen