Tapanuli Selatan (ANTARA) - Orangutan Tapanuli yang saat ini lebih banyak berada di kawasan Hutan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, ternyata menyukai buah durian.
Peneliti Utama, Balai Litbang LHK Aek Nauli, Wanda Kuswanda, di Tapsel, Minggu, menyebutkan, dari hasil penelitian selama 15 tahun, teridentifikasi lebih dari 124 jenis pakan orangutan Tapanuli.
Orangutan sangat membutuhkan variasi jenis tumbuhan pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Tumbuhan pakan alami yang banyak dikonsumsi orangutan tapanuli diantaranya gala-gala (Ficus racemosa), medang nangka (Elaeocarpus obtusus), beringin (Ficus benjamina), hoteng (Quercus maingayi), teurep (Artocarpus elasticus), motung (Ficus toxicaria), asam hing (Dracontomelon dao) dan dongdong (Ficus fistulosa).
Pemandangan yang sangat menarik adalah ketika menemukan orangutan saat makan buah durian (Durio zibethinus) di lahan masyarakat.
"Durian merupakan salah satu makanan favorit bagi orangutan sehingga banyak orangutan yang turun ke lahan masyarakat ketika musim buah durian," katanya.
Orangutan bisa mengkonsumsi 20-30 durian dalam sehari dan tinggal beberapa hari sampai buah durian hampir habis.
Durian yang dikonsumsi oleh orangutan, bukan hanya durian yang sudah masak tetapi yang masih mentah "mangkal" pun tetap mereka konsumsi.
Lebih menarik lagi ketika mereka mengambil durian yaitu dengan cara mengangkat dan menekan pada batang pohonnya sampai durian lepas, mereka pun membuka durian dengan cara digigit baru dibuka dengan kedua tangannya.
Sayangnya, rata-rata hanya sebagian saja buah durian yang mereka makan dan sisanya dijatukan ke tanah. Kita akan sangat beruntung ketika menemukan orangutan sedang makan durian karena dapat mengambil sisa durian yang dikonsumsi oleh orangutan.
"orangutan pintar memilih durian yang manis dan enak untuk dimakan," katanya.
Masyarakat di sekitar hutan Batangtoru sudah memahami perilaku orangutan yang suka mengambil durian di ladangnya.
Masyarakat terkadang mau mengusir orangutan karena mereka merasa dirugikan secara ekonomi ketika tidak bisa memanen buah durian.
Mereka mengusir dengan membuat bakaran api di bawah pohon atau memukul-mukul batang pohon agar orangutan tersebut agar pergi dari pohon durian.
Fakta ini tentunya perlu mendapat perhatian dari Pemerintah serta para pihak lainnya secara serius agar tidak terjadi konflik antara orangutan dan manusia. Hal ini karena orangutan akan terusir bahkan bisa mati saat berkonflik dengan manusia.
Mitigasi konflik manusia dan orangutan perlu segera dikembangkan seperti pengkayaan habitat dan mengembangkan ekonomi alternatif bagi masyarakat untuk mengganti kerugian akibat duriannya sering terlebih dahulu dikonsumsi oleh orangutan.
Berita Terkait
Bupati dan Ketua TP PKK Lampung Selatan terima Satyalancana Wira Karya mewakili Sumatera
Jumat, 26 April 2024 7:35 Wib
KAI: Jumlah korban tewas tabrakan di Sumsel hanya satu orang
Senin, 22 April 2024 12:46 Wib
Arus penumpang-kendaraan dari Sumatera ke Jawa berangsur normal
Jumat, 19 April 2024 9:24 Wib
Menteri PUPR targetkan pembangunan Tol Palembang-Betung tuntas pada 2025
Jumat, 19 April 2024 8:48 Wib
ASDP sebut 79 persen pemudik dari Sumatera kembali ke Jawa
Rabu, 17 April 2024 18:41 Wib
H+3 pemudik dari Jawa ke Sumatera tembus 55.190 orang
Senin, 15 April 2024 15:57 Wib
Minggu malam Pelabuhan Bakauheni dipadati bus dan truk
Senin, 15 April 2024 6:08 Wib
Penyeberangan Sumatera-Jawa ditambah jadi 146 trip
Minggu, 14 April 2024 17:11 Wib