Guru era Revolusi Industri 4.0 semakin besar hadapi tantangan

id Revolusi 4.0,Guru

Guru era Revolusi Industri 4.0 semakin besar hadapi tantangan

Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Dr Syamsul Gultom, M.Kes mengatakan tantangan guru di era Revolusi Industri 4.0 semakin besar, dan pendidikan harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran sistem siber. (Foto: ANTARA Sumut/Istimewa)

Medan (ANTARA) - Tantangan guru di era Revolusi Industri 4.0 semakin besar, dan pendidikan harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran sistem siber, kata Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Dr Syamsul Gultom MKes

"Guru memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik peserta didiknya dan harus mampu menguasai, serta memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran khususnya, bidang olahraga," kata Syamsul, dalam sambutannya pada Peluncuran Buku "Guru Olahraga di Era 4.0" dan Seminar Literasi Nasional, di Kampus Unimed, Sabtu (27/4).

Pembelajaran olahraga, menurut dia, harus bisa berkolaborasi dengan kemajuan teknologi saat ini.

"Jika guru olahraga tidak dapat memanfaatkan teknologi dan sistem informasi, maka lambat laun akan tertinggal dan tergantikan," ujar Syamsul.

Ia menyebutkan peluncuran buku "Guru Olahraga di Era 4.0" yang ditulis Abdul Latif Rusdi,S.Pd mendapat antusias luar biasa dari guru-guru olahraga dan para peserta seminar yang hadir pada kesempatan tersebut.

Penulis buku yang merupakan guru olahraga SMP Negeri 39 Medan ini berharap agar para guru dapat mengikuti jejaknya, tidak hanya mengajar tetapi juga bisa menulis dan berkarya.

"Dengan menulis buku, guru dapat mengasah ketajaman berpikir, meningkatkan literasi membaca dan menulis, berbagi pengalaman, serta berinovasi dalam melakukan pembelajaran," ucap dia.

Buku yang ditulis oleh Abdul Latif ini merupakan buah dari pengalaman belajarnya di Universitas Negeri Medan (Unimed).

Abdul Latif merupakan alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unimed tahun 2000, dan saat ini berstatus mahasiswa Pascasarjana Unimed. "Kurikulum di Unimed menggunakan KKNI ini menjadi ispirasinya dalam menjawab tantangan guru di era 4.," katanya.