Setahun lagi Biofarma baru mampu produksi serum antidifteri

id Vaksinasi difteri di Lampung, kasus difteri di Kota Bandarlampung, Serum antidifteri

Setahun lagi Biofarma baru mampu produksi serum antidifteri

Cegah penyebaran difteri dengan lakukan imunisasi (istimewa)

Jakarta (Antara Lampung) - PT Biofarma berencana membuat serum antidifteri pada akhir 2018 atau awal 2019 sehingga tidak lagi harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
        
"Kami impor, tetapi kami sedang mengembangkan sendiri. Mudah-mudahan akhir tahun ini atau awal tahun depan itu sudah jadi," ujar Direktur Utama PT Biofarma Juliman di Jakarta, Jumat.
        
Dengan memproduksi "antidifteri serum" (ADS) sendiri, maka harganya di dalam negeri akan bisa seperlima atau seperempat dari harga sekarang sekitar Rp2 juta, atau di bawah Rp500 ribu.
        
Selain harga lebih murah, Indonesia akan mandiri dan tidak bergantung pada negara lain yang belum tentu bisa menyediakan sesuai jumlah kebutuhan Indonesia.
        
Apalagi negara yang membutuhkan ADS untuk kejadian luar biasa (KLB) difteri tidak hanya Indonesia.
        
"KLB difteri ini tidak hanya Indonesia, tetapi di India juga ada, Yaman juga ada, kemudian Bangladesh ada Rohingya kena. Semua butuh barang yang sama," tutur Juliman.
        
Untuk mengembangkan ADS, pihaknya menambah fasilitas baru di lingkungan Biofarma.
        
"Kalau menambah produk atau menambah kuantum yang dibuat itu harus menambah fasilitas. Bisa kapasitas naik, bisa fasilitas ditambah baru," kata dia.
        
Kementerian Kesehatan mengimpor 4.000 obat Antidifteri Serum untuk memenuhi kebutuhan pengobatan pasien difteri di Indonesia.
       
Sementara untuk kebutuhan vaksin difteri dalam pelaksanaan imunisasi ulang atau "Outbreak Response Immunization" (ORI), Kementerian Kesehatan meminta Biofarma meningkatkan jumlah produksi vaksin difteri