Kairo (ANTARA Lampung) - Iis Sophia Junaedi, kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 12 Desember 1980, meninggal di Kairo, Mesir hari Minggu (30/8), namun KBRI Kairo kesulitan menghubungi keluarganya di Indonesia.
Wanita berusia 35 tahun itu mengembuskan nafas terakhirnya secara tragis di Klinik Tauhid di Kairo, beberapa jam setelah ia ditelantarkan oleh orang yang tidak dikenal, dalam kondisi koma, tak sadarkan diri.
"Jenazah almarhumah sementara disimpan di tempat penitipan mayat Zeinhom di Kairo dan KBRI sedang berupaya mencari alamat keluarganya di Indonesia," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo, Windratmo Suwarno dalam perbincangan dengan ANTARA di Kairo, Senin (31/8).
Disebutkan, KBRI telah melaporkan kepada Kementerian Luar Negeri RI dan pihak BNP2TKI untuk menyelusuri pihak keluarga almarhumah.
Identitas satu-satunya yang dipegang Iis adalah paspor, bermonor AR 055533, dikeluarkan Kantor Imigrasi Tanjung Priok, Jakarta, pada 9 September 2001 dengan masa berlaku hingga 9 September 2016.
Iis tercatat tiba di Mesir 13 Agustus 2015, dan tanggal berangkat ke Mesir dari Malaysia lewat Batam pada 9 Agustus 2015.
Berarti almarhumah baru 18 hari mengadu nasib di Negeri Ratu Cleopatra tersebut.
"Sebelum di Kairo, dalam paspornya tercatat Iis pernah bekerja sebagai TKW di Amman, Yordania," ungkap Windratmo.
Menurut saksi mata, Iis diantar oleh tiga orang dan ditelantarkan begitu saja dalam keadaan tidak sadarkan diri di depan pintu lantai dasar Gedung Konsuler KBRI Kairo di Distrik Hayl Asyir, Nasr City, Kairo Timur, pada Minggu (30/8), sekitar pukul 12.30.
Diungkapkan, tiga orang yang tidak dikenal tesebut adalah seorang pria berwajah Mesir dan dua wanita berwajah WNI, mengendarai mobil warna hitam.
TKW yang tidak sadarkan diri itu dibawa masuk ke lantai satu gedung Konsuler dengan bantuan petugas Money Changer untuk didudukkan di kursi Satpam Konsuler.
"Setelah melaksanakan shalat zuhur dan mendengar keributan pada lantai dasar, petugas keamanan Konsuler KBRI kemudian menemukan WNI dimaksud, dan segera memberikan pertolongan pertama," papar Windratmo.
Pemeriksaan awal kesehatan Iis oleh petugas Konsuler KBRI memperlihatkan adanya bekas-bekas suntikan jarum pada beberapa bagian tubuh.
Disebutkan, korban memakai pampers/popok yang mengindikasikan telah mendapatkan tindakan medis sebelumnya.
Tidak terdapat tanda-tanda penganiayaan maupun kekerasan fisik terhadapnya.
Saat ditemui petugas KBRI, kondisi korban sangat buruk, tak sadarkan diri, dan kecil kemungkinan untuk siuman.
KBRI pun segera membawanya untuk diperiksa secara medis ke rumah sakit terdekat, yaitu Klinik Tauhid.
Di klinik tersebut, dokter Mohamed segera memberikan infus dan menyatakan bahwa kondisi pasien sudah sangat buruk, dengan indikasi gagal ginjal.
Pada sore harinya dokter muhammad menyatakan bahwa pasien itu sudah meninggal.
Untuk penyelidikan lebih lanjut, KBRI telah melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian Mesir.
Berita Terkait
Istri Edhy Prabowo belanja jam, tas, dan syal di tiga kota di Amerika Serikat
Selasa, 18 Mei 2021 16:34 Wib
Istri Edhy Prabowo akui pinjam kartu kredit untuk belanja
Rabu, 17 Maret 2021 20:45 Wib
Edhy Prabowo belikan Rolex sebagai hadiah "anniversary" untuk istrinya
Rabu, 17 Maret 2021 19:08 Wib
KPK panggil anggota DPRD yang juga istri Edhy Prabowo
Selasa, 22 Desember 2020 11:01 Wib
Istri Edhy Prabowo dicegah ke luar negeri
Jumat, 18 Desember 2020 20:28 Wib
Diva 80-an bawakan lagu Rinto Harahap yang dikemas dengan nuansa kekinian
Minggu, 9 Agustus 2020 9:45 Wib
Iis Dahlia bersyukur masih terus bisa berkarya
Selasa, 29 Oktober 2019 19:50 Wib
Inilah pesan Iis Dahlia buat masyarakat jelang pelantikan presiden
Minggu, 20 Oktober 2019 7:21 Wib