Gis : Megawati Diingatkan Jangan Lupakan Sejarah

id Gis, Bung Karno, Mahfud MD, STI, UII,

Petikan pidato Bung Karno pada pembukaan Sekolah Tinggi Islam itu antara lain berisi harapan Bung Karno pada STI agar melahirkan tenaga-tenaga yang dapat menempatkan Indonesia di dunia internasional dan membawa Indonesia pada kemajuan,"
Bandarlampung, (Antara Lampung) - Aliansi masyarakat dan alumni Universitas Islam Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Satu mengingatkan Ketua Umum PDIP Megawati untuk tidak melupakan sejarah terutama terkait pembukaan Sekolah Tinggi Islam (nama yang digunakan pada awal pendirian UII) oleh Bung Karno.

"Petikan pidato Bung Karno pada pembukaan Sekolah Tinggi Islam itu antara lain berisi harapan Bung Karno pada STI agar melahirkan tenaga-tenaga yang dapat menempatkan Indonesia di dunia internasional dan membawa Indonesia pada kemajuan," kata Ketua Bidang Media GIS, Mirwan Karim, di Bandarlampung, Kamis.

Mirwan yang juga mantan Ketua Umum HMI Korkom UII 1982--1983 itu menjelaskan, petikan pidato Bung Karno itu diserahkan kepada Taufiq Kiemas yang saat itu Ketua MPR RI oleh Rektor UII, pada 14 Oktober 2009 lalu.

Saat itu, lanjutnya, Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Moh. Mahfudz MD, mengundang sejumlah alumni dan pimpinan universitas untuk hadir di rumah dinasnya. Di rumah yang beralamat di Jl. Widya Chandra III/7 Jakarta Selatan, pada 14 Oktober 2009 lalu.

Pada acara itu digelar syukuran atas Penghargaan Penjaminan Mutu Terbaik Universitas tahun 2009 dari Depdiknas kepada UII dan Penghargaan Sertifikat ISO 9001:2008 kepada Fakultas Hukum UII. Sejumlah alumni dan tokoh nasional menjadi tamu pada acara itu.

"Pidato yang disampaikan dalam pembukaan STI, Bung Karno saat itu adalah Ketua Tyuuoo Sangi-In dan Jawa Hookookai," katanya.

Mirwan mengatakan lebih lanjut, saat itu Taufiq Kiemas setelah penyerahan petikan tersebut menyampaikan terima kasihnya atas nama keluarga Bung Karno dan akan menyampaikannya pada keluarga Proklamator Kemerdekaan RI tersebut.

Ia menjelaskan STI didirikan pada 8 Juli 1945 di Gondangria Jakarta atau 40 hari sebelum Kemerdekaan RI.

"Pendiri STI adalah tokoh-tokoh kemerdekaan, tokoh agama baik dari NU maupun Muhammadyah serta sejumlah tokoh lainnya," kata dia.

Setelah Yogyakarta dijadikan Ibukota lanjutnya, STI pun pindah ke sana tepatnya di Ngasem Yogyakarta dan dua tahun kemudian berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia.

Disisi lain ia mengatakan bahwa Mahfud MD digadang-gadang sebagai calon wakil presiden dan dapat disandingkan dengan bakal capres dari PDIP yakni Joko Widodo.

"Saya mengharapkan Bu Megawati mengingat kembali naskah pidato Bung Karno pada pembukaan STI, agar melahirkan tenaga-tenaga yang dapat menempatkan Indonesia di dunia internasional dan membawa Indonesia pada kemajuan. Salah satu alumninya ya Pak Mahfud," kata dia menambahkan.