Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat tingkat inflasi tahunan di Provinsi Lampung pada Oktober 2025 sebesar 1,20 persen atau lebih rendah dibandingkan periode sama tahun 2024 sebesar 1,94 persen.
"Namun, inflasi tahunan ini lebih tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,17 persen," ujar Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung M Sabiel Adi Prakasa dalam rilis secara daring di Bandarlampung, Senin.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, sumbangan inflasi terbesar berasal dari kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau 4,46 persen dengan andil inflasi 1,46 persen, dan kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 6,96 persen, serta andil inflasi 0,44 persen.
Sementara itu, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tahunan di Lampung, adalah emas perhiasan dengan andil sebesar 0,45 persen, bawang merah 0,39 persen, cabai merah 0,37 persen, daging ayam ras 0,14 persen, dan beras 0,12 persen.
"Sedangkan komoditas penyumbang deflasi berasal dari tarif sekolah menengah atas sebesar 0,85 persen, sekolah menengah pertama 0,40 persen, bawang putih 0,15 persen, cumi-cumi 0,04 persen, telepon seluler 0,04 persen," katanya.
Untuk inflasi bulan ke bulan, Lampung tercatat inflasi sebesar 0,23 persen pada Oktober 2025, dengan inflasi terbesar dari kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,05 persen dan andil inflasi 0,13 persen.
"Pada Oktober 2025 berdasarkan data di empat daerah perhitungan indeks harga konsumen, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 2,45 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bandarlampung sebesar 0,43 persen," ucap M Sabiel.
Ia menjelaskan untuk indeks harga konsumen (IHK) Kabupaten Lampung Timur tercatat sebesar 111,44, Mesuji 113,00, Kota Bandarlampung 107,21, dan Kota Metro 107,73.
Baca juga: BI sebut inflasi September terjaga, didukung kebijakan moneter dan GNPIP
Baca juga: BPS catat inflasi Lampung 1,17 persen pada September 2025
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan luar negeri Lampung surplus 462 juta dolar AS