Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim mengatakan adanya ekosistem mangrove yang terjaga di Provinsi Lampung dapat menjadi potensi pengembangan ekowisata di daerah.
"Ekosistem mangrove ini terus kita jaga agar alam ini dapat terjaga secara berkelanjutan dan memberikan dampak yang besar untuk masyarakat dan generasi penerus," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan dengan terjaganya ekosistem mangrove salah satunya di Provinsi Lampung dapat menjadi potensi pengembangan sektor pariwisata daerah, melalui kegiatan wisata berwawasan lingkungan atau yang dikenal sebagai ekowisata.
"Sebenarnya pengembangan ekowisata salah satunya di Desa Purworejo Kecamatan Pasir Sakti sudah lama digagas sejak 10-15 tahun yang lalu. Namun memang tantangannya cukup banyak karena orang cenderung senang pengembangan wisata yang instan dan simpel," katanya.
Dia menjelaskan potensi mangrove dapat dikembangkan menjadi ekowisata bisa menyasar wisatawan yang menyukai wisata minat khusus.
"Pada umumnya wisatawan suka mencari wisata yang mainstream seperti pantai. Kalau ini sasarannya adalah wisatawan minat khusus, sekarang sudah terlihat makin banyak yang suka berwisata dengan berwawasan lingkungan. Bahkan dalam satu bulan sekali seperti di lokasi ini sudah banyak masyarakat atau instansi yang melakukan rehabilitasi sekaligus berwisata mangrove," ucap dia.
Menurut dia, dahulu yang gemar berkunjung ke hutan mangrove hanyalah akademisi dalam rangka penelitian, namun saat ini berbagai latar belakang profesi telah berkunjung, merehabilitasi dan menikmati keindahan ekosistem mangrove yang terjaga.
"Ini menandakan makin banyak orang yang peduli terhadap isu lingkungan. Dan ini menjadi semangat bagi pegiat mangrove yang bekerja tanpa gaji khusus," tambahnya.
Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah menambahkan Lampung Timur memiliki program sebagai upaya menjaga lingkungan yakni Program Kabupaten Konservasi dan Berkelanjutan (KKB).
Ia mengatakan dalam program tersebut tercantum pula kegiatan pelestarian ekosistem hutan mangrove.
"Karena memang kita juga harus berkontribusi terhadap mandat yang diberikan oleh negara, yakni dengan mengurangi emisi karbon dan pengurangan dampak perubahan iklim. Lampung Timur memiliki hamparan pesisir yang luas, kalau dihitung panjangnya sekitar 110 kilometer bibir pantainya," katanya
Ia mengatakan potensi pengembangan ekowisata yang berjalan dengan upaya pelestarian mangrove terdapat di dua kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 18 desa.
"Dengan luas wilayah yang potensial untuk pelestarian mangrove, maka pemerintah kabupaten pun memberikan perhatian khusus untuk ini," ujar dia lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komisi VII DPR: Mangrove potensial dikembangkan jadi ekowisata