Bandarlampung (ANTARA) - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung meminta pemerintah dan pihak terkait untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar berlangsung lancar dan sukses.

"Kami melihat banyak di daerah siswa keracunan makanan usai menyantap MBG termasuk di Bandarlampung, maka kami minta pengawasannya harus lebih diperketat," kata Ketua Komnas PA Kota Bandarlampung Ahmad Apriliandi Passa di Bandarlampung, Selasa.

Ia menjelaskan program MBG bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak sekolah dan mendukung kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, kata dia, pengawasan yang lemah justru membuat program ini menjadi ancaman bagi keselamatan anak-anak.

“Kami menginginkan anak-anak di sekolah mendapatkan jaminan keamanan dari program MBG," kata dia.

Dia mengatakan petugas pengawasan harus lebih teliti dan memastikan kebersihan makanan agar tidak menimbulkan keracunan saat disantap oleh peserta didik.

"Kasus keracunan massal yang terjadi di beberapa sekolah di Lampung, bukanlah kejadian sepele. Banyak anak mengalami gejala serius, bahkan sampai mengalami gangguan kesehatan jangka panjang akibat makanan yang seharusnya menyehatkan," ujarnya.

Ia mengatakan kasus ini menjadi peringatan penting bahwa standar keamanan pangan dalam program MBG masih lemah.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus menguatkan sistem pengawasan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan makanan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah.

"Anak-anak adalah kelompok paling rentan, mereka tidak bisa memilih makanan yang sehat atau tidak. Di sinilah peran pengawasan menjadi sangat krusial,” kata dia.

Ia meminta adanya pembentukan dan pelatihan khusus bagi satuan tugas pengawasan MBG agar memiliki kompetensi dalam menilai kualitas dan kelayakan konsumsi makanan yang dibagikan ke siswa.

"Kami berhara keracunan MBG ini menjadi evaluasi menyeluruh bagi pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, agar tidak mengabaikan aspek keselamatan anak dalam program-program strategis pendidikan dan kesehatan," kata dia.

 


Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025