Bandarlampung (ANTARA) - Dosen tetap di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Prof Dr Ir Yusnita MSc mempunyai cita-cita untuk melestarikan dan mendukung konservasi hayati berbagai jenis tanaman anggrek.

Ia pun mengatakan bahwa ketertarikannya terhadap dunia pertanian dan konservasi anggrek, bermula dari kecintaannya terhadap alam, hingga memutuskan untuk mempelajari bioteknologi pertanian.

"Di Fakultas Pertanian harus mempelajari dahulu dasar-dasar ilmu pertanian seperti Fisiologi Tumbuhan, karena ilmu dasar tidak bisa disepelekan dan harus dipelajari," ujarnya dalam pernyataan dikutip di Bandarlampung, Kamis.

Salah satu fokus yang menjadi keahlian Ketua Pusat Unggulan Institusi (PUI) Anggrek Unila ini adalah teknik kultur jaringan yang memungkinkan perbanyakan tanaman secara masif dan efisien dari satu bagian kecil tanaman saja. 

Metode tersebut juga digunakan untuk menghasilkan varietas baru yang lebih tahan terhadap penyakit, seperti yang diterapkan pada pisang dan tanaman lainnya.

Dia pun bersama dengan mahasiswa Unila dari jenjang S-1 hingga S-3 telah mengembangkan formula yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas yang telah berhasil diterapkan pada berbagai tanaman hias, seperti anggrek.

Menurut lulusan magister University of Kentucky, Amerika Serikat ini, riset dan pengembangan teknologi budi daya tidak hanya penting untuk pendidikan, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat. 

Oleh karena itu, ia sangat berharap Unila dapat menjadi pusat eduwisata pertanian berbasis konservasi anggrek melalui berbagai pelatihan dan workshop yang dirancang untuk masyarakat umum dan pendidik.

Prof Yusnita pun menyampaikan pesan khusus kepada mahasiswa untuk terus mengobarkan semangat belajar, berpikir, tidak cepat putus asa, dan selalu berkarya.

"Apabila menghadapi masalah dicari solusinya, akar masalahnya, jangan terlalu terburu-buru untuk memutuskan," katanya lagi.

Ia juga mengharapkan mahasiswa dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian hayati secara ilmiah dan berkelanjutan dengan memahami bagaimana teknik kultur jaringan, tidak hanya berfungsi untuk memperbanyak tanaman, tetapi juga berperan penting dalam konservasi anggrek.

Selain itu, dia memastikan ke depannya Unila dapat memperkenalkan program-program unggulan yang sedang dikembangkan, seperti pusat konservasi anggrek dan rencana eduwisata berbasis lingkungan. 
Baca juga: Unila gelar kuliah umum kebangsaan bersama Ketua MPR RI
Baca juga: Tim Unila temukan inovasi beton tahan gempa dari limbah laut


Pewarta : Satyagraha
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025