Metro (ANTARA) - Pemadaman listrik di wilayah Sumatera yang terjadi pada Selasa hingga Rabu kemarin, membuat sejumlah toko servis genset di Kota Metro alami peningkatan jumlah konsumen yang cukup signifikan.
Salah satunya, terjadi di Toko Metro Diesel yang terletak di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat. Sejak Selasa (4/6) siang hingga Rabu (5/6) banyak masyarakat yang datang untuk memperbaiki maupun membeli genset baru.
Pemilik Metro Diesel, Hendra mengatakan, sebelum terjadi pemadaman listrik, dalam sebulan masyarakat yang datang ke tokonya untuk servis genset paling banyak hanya berjumlah lima orang.
Namun, pada Selasa hingga Rabu kemarin masyarakat yang datang untuk servis perhari berjumlah 15 orang. Belum lagi masyarakat yang datang untuk membeli suku cadang genset.
"Kemarin ramai banget mas, konsumen mulai dari pukul 07.00 WIB sudah berdatangan. Mereka ada yang servis ada juga yang beli suku cadang genset," kata dia saat diwawancari, Kamis.
"Kalau sebelumnya sebulan aja belum tentu konsumen datang. Ini karena mati lampu dua hari, konsumen yang datang untuk servis aja ada 15 orang perhari," imbuhnya.
Bahkan, lanjut dia, stok genset yang ada di tokonya dari harga yang paling murah Rp2 jutaan hingga yang paling mahal yakni harga Rp7 jutaan ludes terjual.
"Bahkan mulai genset yang paling kecil dari harga Rp2 jutaan hingga yang paling besar harga mencapai Rp7 jutaan habis terjual. Kalau hari biasanya terjual satu sampai lima unit dalam sehari saja sudah bagus," terangnya.
Hendra menambahkan, mayoritas kerusakan genset yang diservis di tokonya disebabkan adanya kerak dari bahan bakar genset akibat alat tersebut lama tidak dipakai.
"Iya itu penyakitnya, kan sebelumnya jarang mati lampu. Jadi gensetnya jarang dipakai, nah bahan bakar yang tersisa itu pada ngerak semua," tandasnya.
Salah satunya, terjadi di Toko Metro Diesel yang terletak di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat. Sejak Selasa (4/6) siang hingga Rabu (5/6) banyak masyarakat yang datang untuk memperbaiki maupun membeli genset baru.
Pemilik Metro Diesel, Hendra mengatakan, sebelum terjadi pemadaman listrik, dalam sebulan masyarakat yang datang ke tokonya untuk servis genset paling banyak hanya berjumlah lima orang.
Namun, pada Selasa hingga Rabu kemarin masyarakat yang datang untuk servis perhari berjumlah 15 orang. Belum lagi masyarakat yang datang untuk membeli suku cadang genset.
"Kemarin ramai banget mas, konsumen mulai dari pukul 07.00 WIB sudah berdatangan. Mereka ada yang servis ada juga yang beli suku cadang genset," kata dia saat diwawancari, Kamis.
"Kalau sebelumnya sebulan aja belum tentu konsumen datang. Ini karena mati lampu dua hari, konsumen yang datang untuk servis aja ada 15 orang perhari," imbuhnya.
Bahkan, lanjut dia, stok genset yang ada di tokonya dari harga yang paling murah Rp2 jutaan hingga yang paling mahal yakni harga Rp7 jutaan ludes terjual.
"Bahkan mulai genset yang paling kecil dari harga Rp2 jutaan hingga yang paling besar harga mencapai Rp7 jutaan habis terjual. Kalau hari biasanya terjual satu sampai lima unit dalam sehari saja sudah bagus," terangnya.
Hendra menambahkan, mayoritas kerusakan genset yang diservis di tokonya disebabkan adanya kerak dari bahan bakar genset akibat alat tersebut lama tidak dipakai.
"Iya itu penyakitnya, kan sebelumnya jarang mati lampu. Jadi gensetnya jarang dipakai, nah bahan bakar yang tersisa itu pada ngerak semua," tandasnya.