Bandarlampung (ANTARA) - Dunia fashion tidak bisa dilepaskan pada kehidupan sehari-hari, karena fashion merupakan salah satu salah satu cara untuk bisa menaikkan rasa percaya diri saat bertemu dengan satu kelompok di suatu acara.
Bahkan seiringnya waktu berjalan, dunia fashion mengalami perubahan yang sangat signifikan, dengan setiap tahun terus mengalami perubahan dan inovasi yang terus bermunculan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat dan selalu menginginkan hal yang baru dan unik.
Inovasi di dunia fashion tidak hanya sekadar dalam desain pakaian, tetapi juga mencakup teknologi, bahan baku, dan cara produksi yang lebih ramah lingkungan. Kahut Sigerbori muncul di tengah-tengah masyarakat, di saat bermunculan inovasi-inovasi fashion yang bagus dan menarik, tetapi produk ini berbeda karena terkenal dengan produknya yang unik dan ramah lingkungan.
Anggraeni Kumala Sari (45) merupakan owner Kahut Sigerbori merupakan brand lokal asal Lampung yang telah berdiri sejak tahun 2018 lalu, Kahut Sigerbori mengusung teknik ecoprint dalam setiap produknya.
Teknik ecoprint adalah teknik mencetak atau mewarnai kain menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, kulit kayu, dan sebagainya. Hal tersebut membuat setiap produk Kahut Sigerbori memiliki keunikan tersendiri dan berpotensi untuk menjadi salah satu brand lokal yang diakui di dalam negeri.
"Nama Kahut Sigerbori diambil dari bahas Lampung Pesisir 'Kahut' yang artinya sayang, 'Siger' artinya mahkota wanita, kemudian 'bori' diambil dari nama teknik pembuatannya 'shibori'. Filosofinya sangat sederhana yaitu ingin Kahut Sigerbori menjadi produk fashion kebanggaan dan kesayangan masyarakat Lampung," ujar Anggraeni Kumala Sari.
Sejarah Kahut Sigerbori bermula dari ketertarikan pendirinya Anggraeni Kumala Sari terhadap teknik ecoprint. Selain itu, melihat kebutuhan masyarakat yang menginginkan produk fashion yang unik dan berbeda dari yang lainnya, membuat Anggraeni menjadikan ketertarikannya terhadap teknik ecoprint sebagai peluang untuk mendapatkan tambahan yang nantinya bisa membantu perekonomian keluarga.
"Pertama kali membuka Kahut Sigerbori hanya dengan modal yang sangat minim. Karena saya sengaja menguji diri suntuk melihat sejauh mana dapat mengembangkan usaha ini. Saya memulai dengan uang yang tidak lebih dari Rp500 ribu untuk membeli 10 meter kain. Kemudian untuk peralatan yang dibutuhkan, saya hanya memakai peralatan masak seperti panci dan kompor bekas dari dapur yang sudah tidak terpakai. Alhamdulillah, usaha saya terus berkembang hingga di tahun ke-empat ini," katanya pula.
Ia menjelaskan, memiliki intuisi pribadi untuk merancang busana Kahut Sigerbori yang terinspirasi dari tren warna serta gaya busana di setiap musim. Dalam proses produksinya, Anggraeni selalu menggunakan pewarna alami dari daun, bunga, kulit kayu, biji-bijian, dan akar tanaman.
Uniknya, produk yang dihasilkan memiliki ciri khas yang berbeda dengan stoknya yang terbatas karena tidak akan di produksi dengan pola yang sama. Hal ini dikarenakan proses produksi yang dilakukan melibatkan kreativitas dan mood banyak orang.
Menurutnya, Sigerbori ini sudah diperjualbelikan hingga ke pelosok negeri, bahkan ada beberapa pakaian sudah terjual sampai ke Eropa dan Australia.
“Saya sangat senang bahwa pakaian miliknya sudah melanglang buana sampai ke luar negeri. Semoga dengan adanya dukungan BRI melalui bantuan KUR ini, usaha ini bisa lebih berkemban lagi dan terus bisa bersaing oleh para desainer-desainer saat ini,” katanya pula.
Semua transaksi menggunakan BRI
Anggraeni mengatakan, setiap calon konsumen yang membeli busana di Kahut Sigerbori, semua transaksi menggunakan BRI, dari rekening, QRIS, ATM, dan lainnya semuanya menggunakan BRI.
“Sebagai nasabah BRI, dan kami sudah dibantu oleh adanya KUR BRI ini, kita harus bisa mengoptimalkan pelayanan dan fasilitas yang ada dari BRI,” ujarnya pula.
Tampil di Indonesia Fashion Week di Jakarta
Produk Kahut Sigerbori membawa masa depan yang cerah dimana Kahut Sigerbori terpilih menjadi brand lokal yang naik ke atas panggung Indonesia Fashion Week (IFD) di Jakarta Convention Center pada Februari 2023 lalu.
"Tujuan keikutsertaan kami mengikuti Indonesia Fashion Week adalah ingin mengetahui sejauh mana produk kami dapat diterima di kancah nasional dan serta bisa bersaing dengan para desainer hebat dari seluruh Indonesia," ujar Anggraeni.
Tak sampai di situ, Anggraeni juga sangat antusias untuk berpartisipasi kembali dalam ajang fashion week lainnya. Hal ini bertujuan agar Kahut Sigerbori dapat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
"Target utama saya adalah menginginkan penjualan semakin meningkat, dan Kahut Sigerbori dapat dikenal luas oleh masyarakat. Dengan penjualan yang meningkat, kami bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas," kata Anggraeni pula.
Baca juga: BRI miliki empat program selama bulan suci Ramadhan 1445 H
Baca juga: Berkat KUR BRI kripik pisang Njik Njik dikenal sampai ke pelosok negeri
Bahkan seiringnya waktu berjalan, dunia fashion mengalami perubahan yang sangat signifikan, dengan setiap tahun terus mengalami perubahan dan inovasi yang terus bermunculan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat dan selalu menginginkan hal yang baru dan unik.
Inovasi di dunia fashion tidak hanya sekadar dalam desain pakaian, tetapi juga mencakup teknologi, bahan baku, dan cara produksi yang lebih ramah lingkungan. Kahut Sigerbori muncul di tengah-tengah masyarakat, di saat bermunculan inovasi-inovasi fashion yang bagus dan menarik, tetapi produk ini berbeda karena terkenal dengan produknya yang unik dan ramah lingkungan.
Anggraeni Kumala Sari (45) merupakan owner Kahut Sigerbori merupakan brand lokal asal Lampung yang telah berdiri sejak tahun 2018 lalu, Kahut Sigerbori mengusung teknik ecoprint dalam setiap produknya.
Teknik ecoprint adalah teknik mencetak atau mewarnai kain menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, kulit kayu, dan sebagainya. Hal tersebut membuat setiap produk Kahut Sigerbori memiliki keunikan tersendiri dan berpotensi untuk menjadi salah satu brand lokal yang diakui di dalam negeri.
"Nama Kahut Sigerbori diambil dari bahas Lampung Pesisir 'Kahut' yang artinya sayang, 'Siger' artinya mahkota wanita, kemudian 'bori' diambil dari nama teknik pembuatannya 'shibori'. Filosofinya sangat sederhana yaitu ingin Kahut Sigerbori menjadi produk fashion kebanggaan dan kesayangan masyarakat Lampung," ujar Anggraeni Kumala Sari.
Sejarah Kahut Sigerbori bermula dari ketertarikan pendirinya Anggraeni Kumala Sari terhadap teknik ecoprint. Selain itu, melihat kebutuhan masyarakat yang menginginkan produk fashion yang unik dan berbeda dari yang lainnya, membuat Anggraeni menjadikan ketertarikannya terhadap teknik ecoprint sebagai peluang untuk mendapatkan tambahan yang nantinya bisa membantu perekonomian keluarga.
"Pertama kali membuka Kahut Sigerbori hanya dengan modal yang sangat minim. Karena saya sengaja menguji diri suntuk melihat sejauh mana dapat mengembangkan usaha ini. Saya memulai dengan uang yang tidak lebih dari Rp500 ribu untuk membeli 10 meter kain. Kemudian untuk peralatan yang dibutuhkan, saya hanya memakai peralatan masak seperti panci dan kompor bekas dari dapur yang sudah tidak terpakai. Alhamdulillah, usaha saya terus berkembang hingga di tahun ke-empat ini," katanya pula.
Ia menjelaskan, memiliki intuisi pribadi untuk merancang busana Kahut Sigerbori yang terinspirasi dari tren warna serta gaya busana di setiap musim. Dalam proses produksinya, Anggraeni selalu menggunakan pewarna alami dari daun, bunga, kulit kayu, biji-bijian, dan akar tanaman.
Uniknya, produk yang dihasilkan memiliki ciri khas yang berbeda dengan stoknya yang terbatas karena tidak akan di produksi dengan pola yang sama. Hal ini dikarenakan proses produksi yang dilakukan melibatkan kreativitas dan mood banyak orang.
Menurutnya, Sigerbori ini sudah diperjualbelikan hingga ke pelosok negeri, bahkan ada beberapa pakaian sudah terjual sampai ke Eropa dan Australia.
“Saya sangat senang bahwa pakaian miliknya sudah melanglang buana sampai ke luar negeri. Semoga dengan adanya dukungan BRI melalui bantuan KUR ini, usaha ini bisa lebih berkemban lagi dan terus bisa bersaing oleh para desainer-desainer saat ini,” katanya pula.
Semua transaksi menggunakan BRI
Anggraeni mengatakan, setiap calon konsumen yang membeli busana di Kahut Sigerbori, semua transaksi menggunakan BRI, dari rekening, QRIS, ATM, dan lainnya semuanya menggunakan BRI.
“Sebagai nasabah BRI, dan kami sudah dibantu oleh adanya KUR BRI ini, kita harus bisa mengoptimalkan pelayanan dan fasilitas yang ada dari BRI,” ujarnya pula.
Tampil di Indonesia Fashion Week di Jakarta
Produk Kahut Sigerbori membawa masa depan yang cerah dimana Kahut Sigerbori terpilih menjadi brand lokal yang naik ke atas panggung Indonesia Fashion Week (IFD) di Jakarta Convention Center pada Februari 2023 lalu.
"Tujuan keikutsertaan kami mengikuti Indonesia Fashion Week adalah ingin mengetahui sejauh mana produk kami dapat diterima di kancah nasional dan serta bisa bersaing dengan para desainer hebat dari seluruh Indonesia," ujar Anggraeni.
Tak sampai di situ, Anggraeni juga sangat antusias untuk berpartisipasi kembali dalam ajang fashion week lainnya. Hal ini bertujuan agar Kahut Sigerbori dapat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
"Target utama saya adalah menginginkan penjualan semakin meningkat, dan Kahut Sigerbori dapat dikenal luas oleh masyarakat. Dengan penjualan yang meningkat, kami bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas," kata Anggraeni pula.
Baca juga: BRI miliki empat program selama bulan suci Ramadhan 1445 H
Baca juga: Berkat KUR BRI kripik pisang Njik Njik dikenal sampai ke pelosok negeri