Bandarlampung (ANTARA) - Tenaga Teknis Hisabul Rukyat Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Lampung Hamdun mengatakan bahwa hilal tidak terlihat berdasarkan hasil pengamatan di tiga lokasi di provinsi ini.
"Di Kabupaten Lampung Selatan meski cuacanya cukup bagus hilal masih belum terlihat, begitu juga pengamatan yang dilakukan di Itera dan Pesisir Barat," kata Hamdun, di Bandarlampung, Minggu.
Dia mengatakan bahwa posisi hilal saat diamati hingga selesai pukul 18.16 WIB masih berada di bawah 0 derajat, atau masih sangat rendah sebagaimana kriteria ketinggian minimal hilal 3 derajat di atas ufuk.
"Hasil pengamatan sudah kami laporkan ke pusat, sebagai bahan untuk sidang Isbat," kata dia.
Kasi Bina Lembaga dan sarana KUA Bidang Urais Kanwil Kemenag Provinsi Lampung Lemra Horizon yang mengamati hilal di Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengungkapkan bahwa hilal tidak terlihat dari posisinya karena terselimuti awan tebal.
"Memang dilihat dari kondisi sekarang sedang berawan, sehingga hilal dengan kriteria 3 derajat di atas ufuk tidak bisa terlihat dari Itera," kata dia.
Menurutnya, karena hilal hari ini tidak bisa terlihat kemungkinan bulan Syaban akan digenapi menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadahan akan jatuh pada lusa.
"Pemantauan hilal hanya hari ini saja, kalau besok diamati lagi jelas hilalnya sudah tinggi," kata dia.
Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera Robiatul Muztaba, S.Si., M,Si, mengungkapkan bahwa pada situasi sekarang sedikit sulit memantau hilal karena ketinggiannya hanya 0 derajat.
"Sulit sekali untuk diamati, meskipun dalam keadaan langit cerah cukup sulit kalau ketinggian 0 derajat, apalagi sekarang dimana langit mendung dan berawan serta hujan, sehingga tidak bisa kami amati objek tersebut," kata dia.
"Di Kabupaten Lampung Selatan meski cuacanya cukup bagus hilal masih belum terlihat, begitu juga pengamatan yang dilakukan di Itera dan Pesisir Barat," kata Hamdun, di Bandarlampung, Minggu.
Dia mengatakan bahwa posisi hilal saat diamati hingga selesai pukul 18.16 WIB masih berada di bawah 0 derajat, atau masih sangat rendah sebagaimana kriteria ketinggian minimal hilal 3 derajat di atas ufuk.
"Hasil pengamatan sudah kami laporkan ke pusat, sebagai bahan untuk sidang Isbat," kata dia.
Kasi Bina Lembaga dan sarana KUA Bidang Urais Kanwil Kemenag Provinsi Lampung Lemra Horizon yang mengamati hilal di Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengungkapkan bahwa hilal tidak terlihat dari posisinya karena terselimuti awan tebal.
"Memang dilihat dari kondisi sekarang sedang berawan, sehingga hilal dengan kriteria 3 derajat di atas ufuk tidak bisa terlihat dari Itera," kata dia.
Menurutnya, karena hilal hari ini tidak bisa terlihat kemungkinan bulan Syaban akan digenapi menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadahan akan jatuh pada lusa.
"Pemantauan hilal hanya hari ini saja, kalau besok diamati lagi jelas hilalnya sudah tinggi," kata dia.
Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera Robiatul Muztaba, S.Si., M,Si, mengungkapkan bahwa pada situasi sekarang sedikit sulit memantau hilal karena ketinggiannya hanya 0 derajat.
"Sulit sekali untuk diamati, meskipun dalam keadaan langit cerah cukup sulit kalau ketinggian 0 derajat, apalagi sekarang dimana langit mendung dan berawan serta hujan, sehingga tidak bisa kami amati objek tersebut," kata dia.