Blitar (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Blitar masih mengusut kasus pengeroyokan santri dari sebuah pondok pesantren di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengakibatkan korban meninggal dunia.


Kasatreskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Rizal mengatakan saat ini pihaknya masih mengusut perkara ini. Sejumlah saksi telah diperiksa terkait dengan kejadian ini.

"Sampai dengan saat ini sudah 21 orang yang telah dimintai keterangan," katanya di Blitar, Minggu.

Pihaknya masih enggan menjelaskan perkembangan penyelidikan tersebut, termasuk soal penetapan tersangka. Ia hanya mengatakan kasus ini masih terus diselidiki.

Sementara itu, paman korban Heru Wahyudi mengatakan keluarga memang baru diberi kabar pada Rabu (3/1) malam setelah keponakan-nya di rumah sakit. Saat itu, ia sudah koma sehingga tidak bisa ditanya. Dari pesantren pun tidak bisa memberikan informasi yang membuat keluarga lebih tenang dan hanya menyatakan konsentrasi ke korban saat itu.

"Kronologi seperti apa tidak tahu, dari keluarga tidak mengetahui. Keluarga diberi tahu Rabu malam, kondisinya sudah koma," ucapnya.

Pihaknya menyesalkan dengan kejadian ini dan meminta aparat kepolisian mengusut-nya.

Santri tersebut berinisial MA (14), asal Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Ia meninggal dunia setelah mendapat perawatan lima hari di Rumah Sakit Ngudi Waluyo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan tersebut terjadi pada Selasa (2/1) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Korban dikeroyok sejumlah temannya di lingkungan pondok pesantren. Korban dituduh mencuri uang teman-temannya.

Sebelumnya, selisih antara korban dengan teman-temannya pernah terjadi pada Desember 2023, namun setelah dilakukan mediasi bisa selesai. Namun, masalah kembali muncul hingga terjadi pengeroyokan pada Selasa tersebut.

Pengeroyokan tersebut mengakibatkan korban tidak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Aulia, Kabupaten Blitar, namun kondisinya yang parah oleh keluarga akhirnya dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar.

Orang tua korban yang mengetahui kondisi tubuh anaknya babak belur, tidak terima, dan akhirnya melaporkan kejadian pengeroyokan dan penganiayaan tersebut ke Polres Blitar.

Korban yang masih duduk di kelas tujuh bangku sekolah SMP Negeri 1 Sutojayan tersebut meninggal dunia pada Minggu pagi dan dimakamkan keluarga di tempat pemakaman umum (TPU) dekat dengan rumah.

Pewarta : Asmaul Chusna
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024