Bandarlampung (ANTARA) - Mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) yang kini menjadi narapidana tindak pidana korupsi dalam penerimaan siswa di Unila, Karomani bersama 1.105 narapidana lainnya mengikuti shalat istiqo dan doa bersama memohon turun hujan.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas I Bandarlampung, Maizar mengatakan, shalat istiqo dan doa bersama tersebut dilakukan untuk memohon agar diturunkan hujan mengingat kemarau yang melanda Lampung khususnya di lapas setempat.
"Segala upaya telah kita lakukan termasuk melaksanakan shalat istiqo dan doa bersama ini yang kami laksanakan bersama seluruh warga binaan dan petugas," katanya di Bandarlampung, Kamis.
Dia melanjutkan, musim kemarau yang melanda Lampung khususnya di lapas tersebut dapat berdampak memicu keamanan dan ketertiban (Kamtib) antar warga binaan.
"Kalau air tidak ada dapat memicu gontok-gontokan yang menimbulkan kamtib. Karena itu kami terus berupaya mengantisipasi itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan sama-sama," kata dia.
Ia menambahkan, sejauh ini warga binaan yang ada di lapas tersebut berjalan dengan aman. Sementara, untuk stok air bersih hanya cukup untuk keperluan makan, minum, dan sedikit keperluan untuk MCK.
"Sejauh ini hanya cukup untuk keperluan makan, minum, dan sedikit MCK. Saya minta juga pada seluruh warga binaan dan petugas agar tidak menyia-nyiakan air serta mengirit air. Kita lihat untuk kebutuhan warga binaan saja kalau MCK dan wudhu bisa puluhan ribu liter air yang terbuang, makanya kita irit-irit sampai turun hujan," katanya.
Sejauh ini pihaknya sama sekali belum menerima bantuan berupa air bersih dari pemerintah setempat, pihaknya hanya berusaha dan berdoa melalui shalat istiqo agar hujan segera turun.
"Kita berdoa bersama-sama mudah-mudahan melalui shalat ini hujan dapat turun. Kami juga berharap apa yang kami lakukan hari ini mudah-mudahan membawa hikmah dan dikabulkan Allah SWT,” katanya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas I Bandarlampung, Maizar mengatakan, shalat istiqo dan doa bersama tersebut dilakukan untuk memohon agar diturunkan hujan mengingat kemarau yang melanda Lampung khususnya di lapas setempat.
"Segala upaya telah kita lakukan termasuk melaksanakan shalat istiqo dan doa bersama ini yang kami laksanakan bersama seluruh warga binaan dan petugas," katanya di Bandarlampung, Kamis.
Dia melanjutkan, musim kemarau yang melanda Lampung khususnya di lapas tersebut dapat berdampak memicu keamanan dan ketertiban (Kamtib) antar warga binaan.
"Kalau air tidak ada dapat memicu gontok-gontokan yang menimbulkan kamtib. Karena itu kami terus berupaya mengantisipasi itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan sama-sama," kata dia.
Ia menambahkan, sejauh ini warga binaan yang ada di lapas tersebut berjalan dengan aman. Sementara, untuk stok air bersih hanya cukup untuk keperluan makan, minum, dan sedikit keperluan untuk MCK.
"Sejauh ini hanya cukup untuk keperluan makan, minum, dan sedikit MCK. Saya minta juga pada seluruh warga binaan dan petugas agar tidak menyia-nyiakan air serta mengirit air. Kita lihat untuk kebutuhan warga binaan saja kalau MCK dan wudhu bisa puluhan ribu liter air yang terbuang, makanya kita irit-irit sampai turun hujan," katanya.
Sejauh ini pihaknya sama sekali belum menerima bantuan berupa air bersih dari pemerintah setempat, pihaknya hanya berusaha dan berdoa melalui shalat istiqo agar hujan segera turun.
"Kita berdoa bersama-sama mudah-mudahan melalui shalat ini hujan dapat turun. Kami juga berharap apa yang kami lakukan hari ini mudah-mudahan membawa hikmah dan dikabulkan Allah SWT,” katanya.