Bandarlampung (ANTARA) - Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung Kusnardi mengatakan bahwa pemerintah setempat mempercepat pemanfaatan potensi daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan.
"Kemiskinan bisa turun ini merupakan target pemerintah, jadi kami bersyukur kalau ada penurunan jumlah warga miskin. Dapat diartikan bahwa program sudah berdampak terhadap kesejahteraan dengan berkurangnya warga prasejahtera," ujar Kusnardi di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi jumlah warga miskin, pihaknya terus melakukan akselerasi pemanfaatan beragam potensi yang dimiliki daerah.
"Saat ini tinggal melakukan akselerasi dengan menggali potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan, bisa melalui hilirisasi beragam komoditas yang ada di daerah. Sebab di sini kaya sumber daya alam dan pertanian," katanya.
Dia menjelaskan akselerasi pemanfaatan potensi daerah melalui salah satunya hilirisasi komoditas akan dilakukan dengan bekerja sama dengan BUMDes agar perekonomian masyarakat desa dapat terus berjalan.
"Selain itu perlu peran serta masyarakat untuk mengubah prilaku dimana bisa menentukan prioritas atas kebutuhan dasar. Jangan sampai kalau mendapatkan bantuan tunai digunakan untuk membeli rokok atau pulsa tidak dibelikan sembako ini kebiasaan yang harus diubah," ujarnya.
Diketahui berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, kondisi kemiskinan Lampung mengalami penurunan pada Maret 2023 dari periode September 2022.
"Angka kemiskinan Lampung pada Maret 2023 mengalami penurunan dibanding September 2022. Dari persentase 11,44 persen menjadi 11,11 persen atau bila dikonversikan jumlahnya dari 995.590 jiwa menjadi 970.670 jiwa," ujar Kepala BPS Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis.
Menurut dia, penduduk miskin terkonsentrasi di pedesaan dengan tingkat kemiskinan 12,65 persen atau 737.710 jiwa, jauh terpaut jauh dengan kemiskinan di perkotaan sebesar 8,02 persen atau sekitar 232.960 jiwa.
"Pada periode September 2022-Maret 2023 terjadi penurunan kemiskinan di pedesaan sebesar 0,31 dan di perkotaan juga turun 0,32," tambahnya.
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan di Lampung meliputi pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi pada triwulan 1 2023 sebesar 4,96. Lalu pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama 2023 meningkat 1,91 persen dibanding triwulan ketiga 2022.
Selanjutnya adanya penurunan laju inflasi periode September 2022-Maret 2023 sebesar 1,19 lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 2,57.
Dan pada Februari 2023 tingkat pengangguran terbuka turun sebanyak 0,13 menjadi 4,18 persen dari periode di bulan yang sama di tahun 2022. Lalu adanya pemanfaatan bantuan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin pun menjadi salah satu faktor pendukung pengurangan tingkat kemiskinan di daerah.
"Kemiskinan bisa turun ini merupakan target pemerintah, jadi kami bersyukur kalau ada penurunan jumlah warga miskin. Dapat diartikan bahwa program sudah berdampak terhadap kesejahteraan dengan berkurangnya warga prasejahtera," ujar Kusnardi di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi jumlah warga miskin, pihaknya terus melakukan akselerasi pemanfaatan beragam potensi yang dimiliki daerah.
"Saat ini tinggal melakukan akselerasi dengan menggali potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan, bisa melalui hilirisasi beragam komoditas yang ada di daerah. Sebab di sini kaya sumber daya alam dan pertanian," katanya.
Dia menjelaskan akselerasi pemanfaatan potensi daerah melalui salah satunya hilirisasi komoditas akan dilakukan dengan bekerja sama dengan BUMDes agar perekonomian masyarakat desa dapat terus berjalan.
"Selain itu perlu peran serta masyarakat untuk mengubah prilaku dimana bisa menentukan prioritas atas kebutuhan dasar. Jangan sampai kalau mendapatkan bantuan tunai digunakan untuk membeli rokok atau pulsa tidak dibelikan sembako ini kebiasaan yang harus diubah," ujarnya.
Diketahui berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, kondisi kemiskinan Lampung mengalami penurunan pada Maret 2023 dari periode September 2022.
"Angka kemiskinan Lampung pada Maret 2023 mengalami penurunan dibanding September 2022. Dari persentase 11,44 persen menjadi 11,11 persen atau bila dikonversikan jumlahnya dari 995.590 jiwa menjadi 970.670 jiwa," ujar Kepala BPS Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis.
Menurut dia, penduduk miskin terkonsentrasi di pedesaan dengan tingkat kemiskinan 12,65 persen atau 737.710 jiwa, jauh terpaut jauh dengan kemiskinan di perkotaan sebesar 8,02 persen atau sekitar 232.960 jiwa.
"Pada periode September 2022-Maret 2023 terjadi penurunan kemiskinan di pedesaan sebesar 0,31 dan di perkotaan juga turun 0,32," tambahnya.
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan di Lampung meliputi pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi pada triwulan 1 2023 sebesar 4,96. Lalu pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama 2023 meningkat 1,91 persen dibanding triwulan ketiga 2022.
Selanjutnya adanya penurunan laju inflasi periode September 2022-Maret 2023 sebesar 1,19 lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 2,57.
Dan pada Februari 2023 tingkat pengangguran terbuka turun sebanyak 0,13 menjadi 4,18 persen dari periode di bulan yang sama di tahun 2022. Lalu adanya pemanfaatan bantuan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin pun menjadi salah satu faktor pendukung pengurangan tingkat kemiskinan di daerah.