Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) tengah mengembangkan inovasi produk lembaran kulit ramah lingkungan berbahan baku tumbuhan sebagai alternatif kulit hewan, dan kulit sintetis yang umumnya digunakan dalam industri kerajinan kulit.

Penggunaan kulit ramah lingkungan diharapkan mampu mengurangi jejak karbon (carbon footprint) atau jumlah karbon gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas industri, yang turut berkontribusi dalam menyebabkan pemanasan global (global warming).

Guna menggali potensi pengembangan inovasi kulit ramah lingkungan tersebut, tim Itera yang dipimpin langsung oleh Rektor Itera Prof I Nyoman Pugeg Aryantha, didampingi Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Arif Rohman, Ketua Jurusan Sains Dr Ikah Ning P Permanasari, dan Ketua Jurusan Teknologi Produksi dan Industri Hadi Teguh Yudistira melakukan penjajakan kerja sama dengan Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) di Sekretariat DPP APKI Yogjakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Itera menyampaikan, sebagai kampus baru Itera ingin membangun jejaring yang luas, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih luas untuk masyarakat.

Untuk itu, Itera menjajaki kerja sama dengan DPP APKI, yang selama ini bergerak dalam industri pengolahan kulit.

Terkait pengembangan produk lembaran kulit ramah lingkungan, Rektor Itera menyampaikan, bahan-bahan yang dikembangkan menjadi produk tersebut adalah produk tumbuhan alami lateks, dengan kombinasi tumbuhan lain yang selama ini menjadi salah satu potensi sumber daya alam di Provinsi Lampung.

“Itera memiliki tanggung jawab mengembangkan sumber daya alam yang dimiliki Lampung, sehingga diharapkan memberikan manfaat kepada masyarakat luas, khususnya dalam pengembangan produk kulit ini,” ujar Rektor.

Pertemuan tersebut, menurut Rektor, memberikan masukan berharga untuk pengembangan riset kulit ramah lingkungan yang telah dilakukan Itera.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan Itera diterima oleh Chairman Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APKI Budi Purwoko, Pengurus DPP APKI Deputi Lingkungan Hidup dan Kimia Industri Ridwan Sidarta, serta Ketua DPD APKI DI Yogyakarta-Jawa Tengah Karyadi.

Chairman DPP APKI Budi Purwoko menyambut hangat diskusi sebagai penjajakan kerja sama yang dilakukan Itera.

Budi juga memberikan gambaran industri kulit nasional yang menurutnya sedang kurang baik, sejak pandemi COVID-19. Meski demikian, Budi mengapresiasi upaya Itera yang mencoba berinovasi mengembangkan bahan kulit alternatif.

“Ide dari Itera sangat bagus, dan perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan industri kulit saat ini, dan kami berharap akan ada tindak lanjut dari pertemuan ini,” ujar Budi.

Dalam pertemuan tersebut, tim APKI juga memberikan beberapa masukan, terkait penyempurnaan produk kulit ramah lingkungan yang akan dikembangkan Itera, seperti mengatasi kulit agar tidak berbau, memiliki kekuatan tarik yang sesuai, lentur, dan memiliki pori-pori dan tekstur yang menyerupai kulit asli, dan daya tahan dari air.

“ Untuk itu, perlu dilakukan kajian lebih mendalam, agar produk kulit ramah lingkungan yang dikembangkan Itera dapat lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan,” ujar tim APKI. (Berita Kerja Sama)
Baca juga: Itera dan UGM sepakat kerja sama dukung pengembangan program Tridharma PT
Baca juga: Pusat Halal Itera resmi terdaftar di BPJPH Kemenag RI


Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024